LABUANBAJOVOICE.COM — Di bawah semburat jingga langit senja Labuan Bajo, tujuh pasang mata dari Malaysia, Singapura, dan India terpaku penuh kekaguman. Mereka bukan turis biasa. Para tamu ini adalah agen perjalanan internasional yang datang dalam program post-tour yang digelar oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), usai perhelatan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2025.

Program ini bukan sekadar ajang promosi, melainkan strategi langsung untuk “merayu” para buyer agar melihat dan merasakan sendiri denyut kehidupan di destinasi premium ini.

“Tujuannya adalah untuk mereka melihat langsung, apa sih yang membuat Labuan Bajo itu spesial?” ungkap Wahyuaji Munarwiyanto, General Manager The Golo Mori, saat ditemui di Nuka Beach Club, The Golo Mori, Sabtu (15/06/2025).

Menurut Wahyuaji, pendekatan ini dilakukan agar para agen perjalanan dapat menyusun paket wisata yang bukan hanya menjual destinasi, tapi juga menghadirkan pengalaman otentik.

“Apa yang bisa mereka paketkan nantinya untuk kerja sama dengan mitra-mitra mereka di negara masing-masing?” tambahnya.

Lebih dari sekadar tur eksklusif, post-tour ini menjadi panggung kolaborasi antar-pelaku industri pariwisata lokal. Wahyuaji menyebut, semangat gotong royong adalah ruh dari keberhasilan program ini.

“Di sini, yang mau saya tekankan adalah semangat kolaborasi dan kerja sama untuk sama-sama memajukan Labuan Bajo,” ujarnya.

Para buyer disambut tidak hanya dengan keindahan alam, namun juga suguhan seni budaya yang kuat. Salah satu atraksi yang menyita perhatian adalah pertunjukan tari kreasi dari Sanggar Budaya KinD Art. Tarian tersebut mengangkat kisah kehidupan masyarakat Manggarai dan legenda lokal, dikemas dengan sentuhan modern.

“Ini yang nanti kita mau kembangkan menjadi salah satu attraction yang menarik. Turis itu senang lihat yang kayak gitu. Tariannya bukan hanya tarian saja, tapi ada ceritanya,” jelas Wahyuaji lagi.

Respons dari para agen sangat positif, terlebih dari India. Antusiasme tinggi terlihat dari penambahan jumlah buyer yang semula direncanakan lima menjadi tujuh orang, lima di antaranya berasal dari India.

“Mereka sih excited ya. Karena dengan Bali sudah ramai, mereka mencari destinasi baru yang bisa mereka jual dan perkenalkan,” tutur Wahyuaji.

Kini, bola ada di tangan para agen perjalanan tersebut. Setelah menyaksikan langsung potensi Labuan Bajo, mereka diharapkan dapat mengemasnya dalam produk wisata menarik yang dapat dijual ke pasar internasional. Jika berhasil, dampaknya bukan hanya pada peningkatan kunjungan wisatawan, tetapi juga geliat ekonomi lokal yang akan semakin bergairah.

Labuan Bajo tidak lagi hanya menjadi pintu gerbang menuju Pulau Komodo, tetapi telah menjelma sebagai destinasi unggulan dengan kekuatan budaya, alam, dan kolaborasi masyarakat lokal sebagai daya pikat utamanya.

Penulis: Hamid