Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp LabuanBajoVoice.Com
+ Gabung

Selama ini kata dia, setelah prodak ini telah dibuat oleh kelompok tani. Belum jelas mangsa pasar penjualan nya kemana. Belum ada pihak konsumen melirik barang-barang yang diproduksi oleh kelompok tani selama ini. Karena mungkin tidak tahu keberadaan.
“Yah, mau tidak mau kita harus bergerak. Karena kesalahan nya, yang menurut saya selama ini kami hanya mengembangkan di hulu tidak pernah menghantarkan hasil prodak ke hilir. Sekarang kami coba merubah, kami kembangkan di hulu kemudian kami bawah ke hilir untuk dilakukan penjualan,” kata dia.
Contoh kata dia, dulu kami hanya fokus pada pengembangan di hulu tapi tidak berpikir untuk hadirkan barang ini seperti madu ke hilir atau ke pasar.
“Dulu kita hanya mengembangkan kelompok, kita bantu tanpa kita bawah barang untuk jual di pasar. Kalau sekarang , kita kembangkan di hulu dan bawah barang itu ke hilir dan jual di pasar,” kata dia.
Kemudian, kata dia, orang-orang yang melakukan penjualan disini, orang-orang di koperasi.
“Yang jual disini koperasi, KPH kolaborasi dengan koperasi, koperasi karyawan disini. Koperasi Rimbawan namanya. Koperasi ini juga memiliki produk dengan nama Kopi Rimbawan. Selain itu juga, di kelompok binaan ada juga produk gantung kunci bahan lokal,” jelasnya.