“Kedua hal ini adalah alasan mengapa Taman Nasional Komodo menjadi situs warisan dunia UNESCO. Jika tidak dijaga, maka status tersebut bisa terancam,” tegasnya.

Selain itu, ia menyebutkan bahwa hasil konsultasi publik ini juga akan dilaporkan kepada UNESCO sebagai bentuk komitmen Indonesia menjaga integritas kawasan konservasi berstatus warisan dunia.

Ia berharap forum ini menghasilkan rekomendasi yang dapat memperkuat perencanaan pembangunan berbasis konservasi. Partisipasi masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor swasta menjadi kunci dalam mewujudkan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan dampak sosial-ekonomi bagi warga sekitar.

“Bupati Manggarai Barat sudah menekankan bahwa masyarakat lokal harus mendapatkan manfaat paling besar dari pengembangan wisata. Prinsip ini akan menjadi panduan dalam penyusunan EIA,” kata Sapto.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan teknis dan diskusi bersama seluruh peserta. Hingga berita ini diterbitkan, kegiatan masih berlangsung.