LABUANBAJOVOICE.COM – Penutupan Tour de EnTeTe (TdE) 2025 di Labuan Bajo tidak hanya menyisakan cerita kemenangan para pebalap internasional, tetapi juga meninggalkan jejak penting bagi pariwisata, ekonomi rakyat, hingga pelestarian budaya lokal.

Hal ini ditegaskan oleh Ketua DPRD Manggarai Barat (Mabar), Benediktus Nurdin, yang menilai ajang balap sepeda bertaraf internasional tersebut menjadi momentum berharga untuk menampilkan wajah Nusa Tenggara Timur (NTT) di panggung dunia.

Politisi NasDem asal Daerah Pemilihan (Dapil) 2 ini menyampaikan selamat datang kepada para pebalap dari berbagai negara, tamu undangan, serta ribuan penonton yang memadati Labuan Bajo di garis finis.

“Kita bersyukur Labuan Bajo menjadi etape terakhir Tour de EnTeTe. Setidaknya, para pebalap memiliki waktu lebih untuk melihat dan menikmati pariwisata alam di Manggarai Barat, dan kelak bisa menceritakannya di negara asal masing-masing,” ujar Beni, sapaan akrabnya.

Menurut politisi muda itu, TdE 2025 menghadirkan empat manfaat nyata bagi Manggarai Barat dan NTT secara umum yakin, menggerakkan pariwisata, promosi alam dan budaya, menghidupkan ekonomi lokal dan momentum memperkenalkan budaya lokal.

Lebih jauh Beni menjabarkan kembali manfaat yang dapat dirasakan pada event Tour de EnTeTe 2025 diantaranya:

1. Menggerakkan Pariwisata – Event ini membawa Labuan Bajo semakin dikenal luas, bukan hanya wisata bahari, tetapi juga keindahan daratan Manggarai Barat.

2. Promosi Alam dan Budaya – Keindahan alam, budaya, dan potensi wisata Labuan Bajo semakin terangkat ke level internasional.

3. Menghidupkan Ekonomi Lokal – Melalui pesta rakyat dan bazar di titik-titik singgah, UMKM diberdayakan dan ekonomi masyarakat kecil ikut bergerak.

4. Momentum Budaya – Ajang ini menjadi ruang untuk memperkenalkan, melestarikan, dan menampilkan kekayaan budaya serta kearifan lokal kepada dunia.

“Tour de EnTeTe bukan sekadar lomba balap sepeda. Ini adalah etalase pariwisata, budaya, dan ekonomi rakyat Manggarai Barat,” tegasnya.

Etape ke-10 TdE 2025 yang menempuh jarak 130 kilometer dari Manggarai menuju Labuan Bajo ditutup dengan kemenangan Youcef Reguigui (65) asal Aljazair dengan catatan waktu 3 jam 49 menit 01 detik.

Disusul oleh pebalap Filipina Emanuel Dave Samonte Montemayor (12) di posisi kedua, dan rekan senegaranya Ronilan Villa Guita (11) di posisi ketiga dengan waktu tempuh identik.

Selain itu, penghargaan Best Indonesian Rider Stage 10 diraih oleh Muhammad Herlangga (93), sedangkan kategori Young Rider Stage 10 dimenangkan oleh Muhammad Syelhan Nurrahmat (125).

Ajang yang menghadirkan 16 tim dari 13 negara ini resmi ditutup di Labuan Bajo, Minggu (21/9). Kehadiran ribuan masyarakat yang menyemarakkan garis finis menegaskan branding Labuan Bajo sebagai destinasi sport tourism internasional.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan TdE 2025 telah memberikan dampak besar, baik bagi olahraga maupun pariwisata.

“Spot-spot wisata kita kini viral di media sosial, rider asing bahkan berhenti untuk menikmati pemandangan. Itu bukti nyata pariwisata NTT sedang meledak,” katanya.

Melki juga menyebut dukungan anggaran dari Pemprov NTT Rp5 miliar, Bank NTT Rp5 miliar, serta sponsor sebesar Rp7–8 miliar lebih menjadi modal utama suksesnya penyelenggaraan.

Dengan pengalaman tahun ini, Gubernur Melki optimistis TdE akan kembali digelar tahun depan dengan persiapan lebih matang dan peserta lebih banyak, dari belasan hingga 20 negara.

“Tahun depan TdE akan lebih besar dan lebih meriah. Dengan dukungan semua pihak, event ini akan menjadi agenda sport tourism tahunan berskala nasional dan internasional,” tegasnya.

Selain menjadi ajang promosi pariwisata, TdE 2025 juga membuka jalan lahirnya bibit atlet balap sepeda baru.

Sekolah, kampus, hingga komunitas diyakini akan terinspirasi menyelenggarakan event serupa, menjadikan NTT sebagai lumbung talenta olahraga masa depan.

Kesuksesan Tour de EnTeTe 2025 di Labuan Bajo menjadi tonggak penting sport tourism di Indonesia Timur.

Ajang ini bukan hanya melahirkan juara, tetapi juga memperkuat posisi NTT sebagai destinasi unggulan dunia dengan dukungan pariwisata, budaya, ekonomi rakyat, dan semangat masyarakat. **