Kadin NTT: Warga di Posko Pengungsian Ngeluh Kekurangan Air Hingga Pembalut
Kadin NTT dan HDCI Pusat drop air di posko pengungsian
LABUANBAJOVOICE.COM | Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan bahwa, kekurangan air bersih merupakan permasalahan mendasar bagi warga korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
Keluhan itu disampaikan warga di setiap kamp-kamp pengungsian saat rombongan kadin NTT bersama Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) menyalurkan bantuan sembako untuk warga di sana pada Kamis, 14 November 2024 kemarin.
“Karena saya turun langsung dan melihat langsung merasakan langsung, maka saya tanya langsung apa yang mereka butuhkan. Dari situ, kita ternyata menemukan yang paling dibutuhkan itu adalah air,” ujar Ketua Kadin NTT, Bobby Lianto kepada media di Labuan Bajo, Jumat (15/11).
Menurut Bobby, selain kekurangan air bersih, ada beberapa catatan yang menjadi perhatian bersama. Wanita di kamp pengungsian juga ternyata keluhkan kekurangan pembalut, susu buat anak-anak, pakaian, dan juga beberapa kebutuhan lainnya. Sementara untuk kebutuhan makanan cukup banyak.
“Waktu saya kesana, hasil pantauan saya bahan makanan umum itu ternyata berlimpah. Saya lihat cukup banyak di kamp-kamp itu, karena banyak sekali yang datang mau berikan bantuan,” jelas Bobby.
Ketua Kadin NTT kembali menegaskan bahwa, hasil pengamatan di lokasi kamp dan mendengarkan cerita-cerita dari warga di kamp pengungsian, ternyata air itu sangat sulit mereka dapatkan.
“Dan apa yang kita lakukan, saya langsung bergerak kemarin, Kadin NTT dan HDCI bagikan air menggunakan truk water tank di tiga desa. Kedepannya kami akan drop air di setiap posko. Saya sudah kontrak untuk 100 ret air. Nanti setiap hari truk water tank akan salurkan air ke setiap posko-posko. Dan ini sangat membantu mereka,” ujar Bobby.
Ketiga desa di Kabupaten Flores Timur itu, tambah dia, kamp pengungsian di Desa Kobasoma dengan nama kamp Kanada. Kemudian kamp di Desa Bokang dan satu titiknya lagi di dekat mengarah ke jalur Larantuka. Selain di Flores Timur, di Maumere, Kabupaten Sikka juga ada beberapa titik drop water tank.
Dikatakan Bobby, selain mendapatkan keluhan dari warga di posko-posko pengungsian. Dirinya juga sempat pergi toilet, ternyata di tempat-tempat toilet posko pengungsian tidak ada air. “Waktu saya turun itu, saya pergi ke toilet, air nya juga tidak ada dan ini juga dikeluhkan. Ternyata ada (warga) yang berhari-hari tidak mandi,” ungkap Bobby.
Selain itu, kata Bobby, pihaknya juga sudah bangun kerjasama dan berkolaborasi dengan Kampus Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere, Kabupaten Sikka. Dan juga ada mahasiswa-mahasiswa di Unipa yang orang tuanya terkena dampak erupsi, mereka juga diberikan bantuan.
“Intinya, itu yang kami lihat dan terus menggalang untuk mencari solusi khususnya air untuk di bagian Flores Timur dan juga sekarang ini air ini mahal sekali. Satu ret itu bisa 500 ribu, karena jarak tempuhnya mencapai 30 km dan pada saat ini banyak dibutuhkan,” tutup Ketua Kadin NTT.
Penulis: Hamid