LABUANBAJOVOICE.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Manggarai Barat mencatat pertumbuhan positif sektor akomodasi di destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo. Hingga per Juli 2025, jumlah hotel dan penginapan resmi yang beroperasi mencapai 164 unit, terdiri atas hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata, villa, hingga youth hostel.
Kepala BPS Kabupaten Manggarai Barat, Ikhe Suryaningrum, menyebut peningkatan jumlah akomodasi tersebut mencerminkan pulihnya industri pariwisata pasca pandemi COVID-19 sekaligus menandai meningkatnya kepercayaan investor terhadap Labuan Bajo sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan timur Indonesia.
“Per hari ini, total akomodasi di Labuan Bajo tercatat sebanyak 164 unit. Semua jenis usaha akomodasi tersebut sudah memiliki izin resmi,” jelas Ikhe dalam laporan terbaru BPS Manggarai Barat, Selasa (7/10/2025).
Berdasarkan data BPS, dari total 164 unit akomodasi di Manggarai Barat, jenis usaha yang paling mendominasi adalah hotel melati dan pondok wisata yang banyak tersebar di wilayah perkotaan dan sekitar kawasan wisata.
Lebih lanjut, Ikhe menyampaikan berikut rincian lengkapnya hotel berbintang: 23 unit, hotel melati: 70 unit, pondok wisata: 41 unit, villa: 15 unit, penginapan remaja (Youth Hostel): 9 unit dan penyedia akomodasi jangka pendek lainnya: 6 unit.
Menurutnya, pertumbuhan jumlah akomodasi di Labuan Bajo juga berdampak langsung pada peningkatan kapasitas kamar dan tempat tidur.
Berdasarkan catatan BPS Manggarai Barat, jumlah kamar dan tempat tidur lima tahun terakhir menunjukkan tren naik yang signifikan.
Pada tahun 2020 jumlah kamar sebanyak 1.978 dan jumlah tempat tidur sebanyak 4.299, tahun 2021 jumlah kamar sebanyak 1.825 dan jumlah tempat tidur sebanyak 2.928, tahun 2022 jumlah kamar sebanyak 2.066 dan jumlah tempat tidur sebanyak 4.152.
Sementara tahun 2023 jumlah kamar sebanyak 2.527 dan jumlah tempat tidur sebanyak 5.043 dan tahun 2024 jumlah kamar sebanyak 3.147 dan jumlah tempat tidur sebanyak 3.669.
Dikatakan Ikhe, kenaikan tertinggi terjadi pada periode 2023–2024, di mana jumlah kamar meningkat sekitar 24,5 persen. Peningkatan ini didorong oleh pembangunan hotel-hotel baru di sejumlah kawasan strategis di wilayah Labuan Bajo.
BPS juga mencatat perkembangan jumlah hotel dari tahun 2020 hingga tahun 2024 menunjukkan fluktuasi, namun dengan tren peningkatan pascapandemi.
Pada tahun 2020 sebanyak 116 hotel, tahun 2021: 78 hotel, tahun 2022: 97 hotel, tahun 2023: 106 hotel, tahun 2024: 114 hotel.
BPS mencatat fluktuasi tingkat pertumbuhan usaha akomodasi di Manggarai Barat selama lima tahun terakhir (2020–2024).
Data tahun 2020 pertumbuhannya mencapai 19,59 persen; tahun 2021 berkurang -32, 76 persen; tahun 2022 naik mencapai 24,26 persen, tahun 2023 mencapai 9,28 persen dan tahun 2024 mencapai 7,55 persen.
Menurut Ikhe, penurunan tajam pada tahun 2021 terjadi akibat pandemi COVID-19 yang membuat sebagian besar hotel berhenti beroperasi sementara waktu.
Namun, tambahnya, pada 2022 dan seterusnya, pertumbuhan kembali positif seiring meningkatnya mobilitas wisatawan dan mulai pulihnya sektor pariwisata.
“Fluktuasi ini wajar karena sektor akomodasi sangat sensitif terhadap situasi global, terutama pandemi. Tetapi tren saat ini jelas menunjukkan pemulihan yang kuat,” ungkapnya.
Ikhe menegaskan bahwa seluruh usaha akomodasi yang terdata oleh BPS telah memiliki izin resmi dari pemerintah daerah. Hal ini penting untuk memastikan tata kelola sektor pariwisata yang akuntabel, transparan, dan berkontribusi pada pendapatan asli daerah (PAD).
“Kami pastikan semua hotel dan penginapan yang tercatat sudah berizin. Pendataan BPS juga dilakukan secara berkelanjutan untuk memastikan validitas data sektor pariwisata,” tegasnya.
Peningkatan jumlah hotel dan kapasitas kamar ini menjadi sinyal positif bagi sektor pariwisata Labuan Bajo yang kini terus berkembang menjadi destinasi internasional.
Pertumbuhan tersebut juga sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang menetapkan Labuan Bajo sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP).
Dengan semakin banyaknya fasilitas akomodasi, wisatawan kini memiliki lebih banyak pilihan untuk menikmati pengalaman menginap yang nyaman, mulai dari hotel mewah hingga penginapan ramah kantong di pusat kota dan kawasan wisata bahari.
“Tren pertumbuhan hotel menunjukkan bahwa sektor pariwisata Labuan Bajo tidak hanya pulih, tetapi juga menuju fase ekspansi yang lebih matang,” tutup Ikhe.**
Tinggalkan Balasan