LABUANBAJOVOICE.COM — Maskapai penerbangan internasional Jetstar Asia Airways resmi menghentikan secara permanen rute penerbangan Singapura–Labuan Bajo, Indonesia terhitung mulai Kamis, 31 Juli 2025.

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas II Komodo Labuan Bajo, Ceppy Triono, Sabtu (2/8/2025).

“Iya. Penerbangan Jetstar Asia Airways sudah menyatakan akan menghentikan secara permanen seluruh layanan penerbangannya dari Singapura pada tanggal 31 Juli 2025,” ujar Ceppy saat dikonfirmasi.

Keputusan tersebut tidak hanya berdampak pada rute ke Labuan Bajo, namun juga seluruh layanan Jetstar Asia dari dan ke Indonesia.

Menurut Ceppy, penghentian ini merupakan bagian dari kebijakan operasional internal perusahaan dan bukan disebabkan oleh performa pasar.

“Termasuk rute Labuan Bajo karena alasan kebijakan operasional perusahaan,” jelasnya.

Jetstar Asia mulai mengudara di Bandara Komodo Labuan Bajo sejak 20 Maret 2025 dengan jadwal dua kali seminggu, yakni pada Kamis dan Minggu.

Selama periode operasionalnya, Ceppy mengungkapkan bahwa tingkat keterisian penumpang rata-rata mencapai lebih dari 92%, menandakan bahwa minat pasar terhadap rute ini sangat tinggi.

“Rute Singapura–Labuan Bajo itu sangat menjanjikan. Harga tiket pun selama ini relatif tinggi, artinya ada pasar yang kuat,” tambahnya.

Meski kehilangan satu-satunya penerbangan langsung dari Singapura, Ceppy menyebutkan bahwa saat ini maskapai Scoot telah menunjukkan minat untuk mengambil alih slot penerbangan tersebut.

Namun demikian, kata dia, proses ini masih dalam tahap awal karena perlu penyesuaian jadwal, ketersediaan armada, kru, hingga proses perizinan dari otoritas penerbangan di Singapura.

“Scoot memang tertarik untuk mengisi slot itu, tapi tidak bisa langsung karena masih perlu waktu mengatur rotasi pesawat dan crew, serta perizinan di Singapura,” kata Ceppy.

Untuk saat ini, satu-satunya penerbangan internasional yang masih beroperasi dari Labuan Bajo adalah rute menuju Kuala Lumpur, Malaysia, yang dioperasikan tiga kali seminggu, yakni pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Penghentian permanen ini menjadi pukulan bagi sektor pariwisata Labuan Bajo, yang selama ini menggantungkan sebagian wisatawan asing dari konektivitas langsung dengan Singapura sebagai hub internasional utama.

Pemerintah dan pengelola bandara kini berharap adanya maskapai pengganti dalam waktu dekat agar momentum pemulihan sektor pariwisata tetap terjaga.