“Berdasarkan data yang kami himpun, nelayan setempat masih kekurangan fasilitas pendukung seperti cold storage dan ice maker untuk menjaga kesegaran ikan. Akibatnya, banyak hasil tangkapan yang membusuk. Selain itu, akses ke pasar besar di Labuan Bajo masih menjadi kendala. Sementara kelompok UMKM belum mampu memanfaatkan potensi pariwisata secara optimal,” jelas Nurul.
Melalui program ini, IBM akan mengintervensi masalah dengan penyediaan cold storage dan ice maker bagi kelompok nelayan serta pelatihan pengembangan produk turunan ikan untuk UMKM.
“Kami berharap Desa Golo Mori mampu memproduksi olahan ikan khas yang memiliki nilai tambah,” tambahnya.
Program pendampingan akan berlangsung selama dua minggu, dimulai 26 Juli hingga 6 Agustus 2025. Setelah itu, IBM akan melanjutkan program monitoring dan penguatan selama lima hingga tujuh bulan. Selain di Golo Mori, program serupa sebelumnya sudah berjalan di Desa Boleng.
“Kami ingin bukan hanya menambah wawasan, tetapi juga keterampilan pelaku UMKM agar produk mereka lebih inovatif. Untuk nelayan, kami ingin meningkatkan produktivitas melalui dukungan sarana yang kami sediakan,” kata Nurul.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan