“Kombinasi antara langit cerah dan masuknya udara dingin dari Australia membuat pagi kita terasa lebih menusuk,” jelasnya.

Maria mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di dataran tinggi atau wilayah terbuka, untuk menjaga kesehatan dan mengenakan pakaian hangat saat beraktivitas di pagi hari.

Petani juga diingatkan untuk mewaspadai dampak suhu rendah terhadap tanaman dan hewan ternak yang sensitif terhadap perubahan suhu.

Musim kemarau di NTT telah berlangsung sejak Mei dan diperkirakan mencapai puncaknya pada Agustus.

Menurut BMKG, kemarau tahun ini bersifat “lebih basah” dibandingkan tahun sebelumnya, namun suhu dingin tetap wajar terjadi saat langit cerah.

Ia menegaskan, jika kondisi langit berawan, suhu udara biasanya tidak sedingin ketika langit cerah karena awan berfungsi memantulkan kembali sebagian radiasi panas ke permukaan bumi.

“Fenomena ini sangat wajar terjadi saat musim kemarau, terutama di wilayah selatan khatulistiwa, termasuk NTT,” pungkasnya.