LABUANBAJOVOICE.COM — Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh penyelenggaraan Festival Golo Koe 2025, yang akan digelar pada Agustus mendatang.

Festival ini mengusung tema “Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan yang Sinodal dan Inklusif”, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun Labuan Bajo sebagai destinasi wisata yang berdaya saing sekaligus menjadi ruang perjumpaan spiritual dan kebudayaan.

Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh, mengatakan bahwa Festival Golo Koe tahun ini menjadi panggung penting untuk memperdalam semangat persaudaraan dan kebangsaan melalui kekuatan nilai-nilai lokal.

“Festival ini bukan sekadar ajang perayaan keagamaan dan budaya, tetapi sebuah platform untuk membangun narasi kebangsaan yang mengakar pada nilai-nilai kearifan lokal. Dengan semangat sinodalitas, Festival Golo Koe menjadi sarana untuk mempererat persaudaraan lintas agama, etnis, dan generasi, sekaligus mendukung pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Frans dalam keterangannya, Selasa (24/6/2025).

Ia menambahkan, BPOLBF berkomitmen untuk terus memfasilitasi kolaborasi antar pemangku kepentingan agar Festival Golo Koe membawa manfaat nyata bagi masyarakat lokal.

“BPOLBF berkomitmen untuk terus memfasilitasi kolaborasi antar pemangku kepentingan agar Festival Golo Koe dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi masyarakat setempat, sejalan dengan pengembangan Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan,” tambahnya.

Festival Golo Koe pertama kali digelar pada 2022, saat Labuan Bajo masih menjadi bagian dari Keuskupan Ruteng.

Ciri khas utama dari festival ini adalah prosesi akbar Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara Golo Koe melalui jalur darat dan laut.

Prosesi darat dimulai dari Gereja Stella Maris menuju Gua Maria Golo Koe, sementara prosesi laut membawa patung melewati Dermaga Biru, Pantai Pede, dan Waterfront Marina Labuan Bajo.

Selain prosesi, Festival ini juga diramaikan oleh Misa Syukur di kawasan Marina Waterfront yang diikuti ratusan umat Katolik.

Momen ini menjadi ajang ibadah bersama dan simbol harmoni antara nilai-nilai gereja dan kearifan budaya lokal Manggarai.

Inkulturasi menjadi napas utama festival ini. Gereja Katolik dalam konteks lokal hadir bukan untuk meniadakan budaya, melainkan berjalan bersama adat istiadat masyarakat melalui pendekatan sinodal yang menekankan kolaborasi dan keberagaman.

“Festival Golo Koe menjadi inisiator tentang bagaimana Gereja Katolik merayakan religiusitas dalam keberagaman iman dan pengembangan pariwisata Pulau Flores yang sejalan dengan semangat ekopastoral. Golo Koe adalah bagian dari ziarah spiritual yang menghidupi jiwa, dan pariwisata adalah ruang yang berpadu dengan semangat kebersamaan,” jelas Frans.

Keuskupan Labuan Bajo: Rumah Kebangsaan dan Mozaik Persaudaraan

Sekretaris Jenderal Keuskupan Labuan Bajo, RD Frans Nala, dalam siaran pers resmi menyampaikan bahwa tema festival tahun ini sejalan dengan arah dasar karya pastoral keuskupan yang baru terbentuk.

“Keuskupan Labuan Bajo baru saja terbentuk menjadi sebuah gereja lokal dengan kekayaan sosial, keragaman etnis/budaya, dan pluralitas agama. Dengan profil kemajemukan ini, Keuskupan Labuan Bajo ingin menjadi sebuah rumah kebangsaan yang ramah dan mozaik persaudaraan yang harmonis,” terangnya.

Festival Golo Koe 2025 diharapkan dapat menjadi wujud nyata dari semangat sinodalitas—yakni berjalan bersama dalam keberagaman untuk mencapai kebaikan bersama.

Melalui perpaduan antara unsur keagamaan, budaya, dan pengembangan ekonomi kreatif, event ini juga menjadi bentuk kontribusi gereja dan masyarakat lokal dalam memajukan pariwisata yang inklusif dan berkeadilan.

Masuk Top 10 Karisma Event Nusantara 2025

Keberhasilan Festival Golo Koe dalam membangun daya tarik dan dampak positif bagi masyarakat menjadikannya sebagai salah satu Top 10 Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Sejak penyelenggaraan pertamanya, festival ini telah menjadi ruang ekspresi budaya, iman, dan kreativitas yang menarik baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Tahun ini, Festival Golo Koe akan menghadirkan beragam agenda utama, seperti:

  • Prosesi Akbar Bunda Maria Assumpta Nusantara;
  • Parade budaya lintas etnis;
  • Misa Syukur;
  • Pentas seni musik dan tari tradisional;
  • Pameran UMKM lokal;
  • Kegiatan edukatif untuk pengembangan ekonomi kreatif masyarakat.

BPOLBF bersama Keuskupan Labuan Bajo mengajak seluruh masyarakat Flores, wisatawan domestik maupun internasional, serta seluruh pemangku kepentingan sektor pariwisata untuk bersama-sama hadir dan merayakan Festival Golo Koe 2025 sebagai simbol kolaborasi, keberagaman, dan keberlanjutan.