LABUANBAJOVOICE.COM — Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) ambil bagian dalam Pameran Pangan Lokal dan Budaya Zona 3 Flores yang digelar di Lapangan Pancasila, Kabupaten Ende, pada 30–31 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi ajang promosi produk unggulan daerah serta wujud nyata kolaborasi antar kabupaten se-Daratan Flores untuk mengembangkan potensi pangan lokal berbasis kearifan budaya dan lingkungan.
Kepala DKPP Manggarai Barat, Fatinci Reynilda, dalam keterangannya kepada awak media di Labuan Bajo, Kamis (30/10/2025), menyampaikan bahwa partisipasi Manggarai Barat pada pameran ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat posisi UMKM sektor pangan dan perikanan agar semakin berdaya saing di tingkat regional.
“Melibatkan dua UMKM binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan serta tiga UMKM binaan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, semuanya membawa produk lokal yang sudah memiliki izin lengkap dan bersertifikat halal,” ujarnya.
Menurut Fatinci, lima UMKM tersebut dipilih berdasarkan undangan resmi dari panitia provinsi yang menetapkan kuota partisipasi masing-masing kabupaten sebanyak lima peserta.
Adapun perwakilan Manggarai Barat terdiri atas dua UMKM binaan DKPP, yaitu Roto Roka dan UMKM Siti Suryani, serta tiga UMKM binaan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP), yakni Kusebar Kokonoma, Yakines, dan Lino Tana Dite.
“Sesuai undangan dari panitia, setiap kabupaten mengutus lima UMKM,” jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut, berbagai produk pangan khas Manggarai Barat turut dipamerkan, mulai dari Sambal Kepiting Soka, Sirup Mangrove, Stik Kopi dan Stik Kelor, Temulawah, Gula Merah Rebok, Rebok Beras, Keripik Ubi, Dendeng Ikan, Kopi Tuk Gami, Kopi Robusta Roto Roka, hingga Keripik Sorgum Tacupiang dua rasa—kelor dan original berbahan dasar kacang kedelai, kacang hijau, serta kacang merah.
Selain pameran, agenda kegiatan juga mencakup demo masak, lomba kuliner, pertunjukan seni-budaya, talkshow, dan edukasi interaktif bertajuk “Kisah dari Kebun ke Meja”, yang menghadirkan pelaku UMKM, petani milenial, hingga praktisi kuliner.
“Tarian budaya dan lomba masak diisi oleh tuan rumah, Kabupaten Ende, sedangkan kabupaten lainnya hanya berpartisipasi dalam pameran pangan lokal,” tambahnya.
Pameran Pangan Lokal dan Budaya Zona 3 Flores ini diinisiasi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, dengan menghadirkan perwakilan dari delapan kabupaten di Pulau Flores, yaitu Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Sikka, Flores Timur, dan Lembata.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting untuk memperkuat jejaring pelaku usaha pangan lokal, memperluas pasar produk UMKM, serta mendorong transformasi ekonomi berbasis potensi daerah.
“Partisipasi kami tidak hanya untuk memamerkan produk, tetapi juga sebagai bentuk nyata dukungan terhadap ketahanan pangan berbasis kearifan lokal yang berkelanjutan,” jelasnya.
Ia menegaskan, kegiatan tersebut tidak hanya sekadar ajang promosi, tetapi juga momentum penting untuk membangun komitmen bersama dalam melestarikan pangan lokal warisan leluhur.
“Harapan saya, kegiatan ini menjadi komitmen bersama sebagai wujud aksi nyata semua pihak untuk melestarikan pangan lokal yang merupakan warisan leluhur, sekaligus mengolah dan meningkatkan nilai jual produk pangan lokal demi memperkuat ketahanan pangan daerah,” ujarnya.
Lebih jauh, Fatinci menekankan pentingnya generasi muda untuk mencintai dan mengonsumsi pangan lokal sebagai bagian dari jati diri daerah.
“Pangan lokal adalah masa depan. Karena itu, saya mengajak seluruh generasi muda untuk mencintai pangan lokal dan budaya lokal — makan makanan lokal dari hasil tanam tangan kita sendiri,” tutupnya.**





Tinggalkan Balasan