80 Ribu Wisatawan Kunjungi Taman Nasional Komodo Selama Januari Hingga April 2025, Wisman Terbanyak
Labuan Bajo Makin Mendunia, Padar Selatan Jadi Primadona Baru di Kawasan TNK

LABUANBAJOVOICE.COM – Keindahan alam Indonesia kembali menjadi sorotan dunia. Sepanjang Januari hingga April 2025, kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) mencatat total kunjungan sebanyak 80.496 wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Angka ini menjadi bukti bahwa Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, sebagai pintu gerbang menuju TNK, semakin kokoh sebagai salah satu destinasi unggulan pariwisata nasional dan internasional.
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga, menyampaikan bahwa data kunjungan tersebut bersumber dari penjualan tiket resmi di empat titik utama dalam kawasan TNK, yakni Loh Liang, Loh Buaya, Padar Selatan, dan Gili Lawa.
“Data di atas didapatkan dari penjualan tiket masuk di lokasi-lokasi tersebut. Dalam kawasan, lokasi yang saat ini paling banyak diminati wisatawan adalah Padar Selatan,” ujar Hendrikus, Sabtu (17/05/2025).
Berdasarkan data yang dihimpun BTNK, kunjungan wisatawan bulan Januari 2025 tercatat 12.609 kunjungan, terdiri dari 4.036 wisatawan nusantara (Wisnu) dan 8.573 wisatawan mancanegara (Wisman). Kemudian bulan Februari 2025, jumlah kunjungan melonjak menjadi 20.001, dengan komposisi 5.986 wisnu dan 14.015 wisman.
Sementara, bulan Maret 2025, meski jumlah wisnu turun drastis menjadi 2.062, total kunjungan tetap tinggi di angka 14.009, berkat kehadiran 11.947 wisman. Bulan April 2025 menjadi bulan dengan kunjungan tertinggi, yaitu 33.877 wisatawan, terdiri dari 5.500 wisnu dan 28.377 wisman.
Tren ini menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara terus menunjukkan minat tinggi terhadap TNK, sementara wisatawan domestik masih menunjukkan fluktuasi kunjungan. Namun, secara umum, angka tersebut mencerminkan minat yang sangat besar terhadap keunikan alam dan budaya yang ditawarkan oleh TNK dan sekitarnya.
Labuan Bajo: Gerbang Eksotisme Timur Indonesia
Labuan Bajo tidak hanya menjadi titik awal petualangan ke Taman Nasional Komodo, tetapi juga ikon wisata bahari yang kian mendunia. Dikelilingi gugusan pulau indah, perairan biru jernih, dan terumbu karang kelas dunia, Labuan Bajo menawarkan pengalaman wisata yang lengkap: mulai dari snorkeling, diving, trekking di Pulau Padar, hingga menikmati senja dari bukit-bukit eksotis.
Selain alamnya, pengembangan infrastruktur dan layanan wisata di Labuan Bajo juga terus berkembang pesat. Bandara Komodo yang terus diperluas, pelabuhan yang modern, serta akomodasi bintang lima hingga penginapan lokal yang ramah membuat Labuan Bajo semakin siap menyambut wisatawan dari seluruh dunia.
Tidak hanya itu, kuliner lokal, kerajinan tangan khas NTT, dan keramahan masyarakat setempat turut memperkaya pengalaman wisata di kawasan ini. Pemerintah pusat dan daerah terus menggalakkan konsep pariwisata berkelanjutan agar keindahan alam dan kehidupan masyarakat dapat berjalan berdampingan.
Dengan tingginya jumlah kunjungan, BTNK menegaskan komitmennya untuk menjaga kelestarian kawasan TNK melalui pengaturan kuota kunjungan, pengawasan ketat terhadap aktivitas wisata, serta edukasi kepada pengunjung mengenai pentingnya konservasi.
“Kami ingin agar kehadiran wisatawan turut berkontribusi terhadap pelestarian habitat komodo dan ekosistem sekitarnya. Maka dari itu, seluruh kegiatan wisata diatur agar tetap ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tambah Hendrikus.
Taman Nasional Komodo merupakan salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO, rumah bagi hewan purba langka Komodo (Varanus komodoensis) yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Kawasan ini juga menjadi habitat bagi ratusan spesies flora dan fauna lainnya, serta memiliki nilai ekologis dan ilmiah yang sangat tinggi.
Dengan tren positif yang terus berkembang, pemerintah berharap bahwa Labuan Bajo dan TNK dapat menjadi contoh sukses pengembangan destinasi wisata kelas dunia yang tetap menjaga nilai-nilai lokal dan konservasi lingkungan.
Para pelaku wisata dan masyarakat lokal juga didorong untuk terus terlibat aktif dalam menjaga kualitas layanan serta kelestarian alam demi menciptakan Labuan Bajo sebagai destinasi impian dunia yang berkelanjutan.
“Labuan Bajo bukan hanya tempat berlibur, tetapi pengalaman hidup yang tak terlupakan.” ungkap Hendrikus.
Penulis: Hamid