Ia menambahkan, kerja sama formal ini memperkuat sinergi yang selama ini sudah berjalan.

“Dengan adanya perjanjian kerja sama, pertukaran data manifest kapal yang berisi identitas wisatawan asing dapat lebih mudah diakses lintas instansi.” ujarnya.

“Ini penting karena ketika terjadi insiden, misalnya kecelakaan laut atau masalah hukum, data tersebut dibutuhkan untuk proses penanganan, pemulangan, hingga klaim asuransi,” tambah Stephanus.

Ia menegaskan bahwa keberadaan data terintegrasi akan meningkatkan kepastian hukum, rasa aman wisatawan, serta memperkuat citra Labuan Bajo sebagai destinasi wisata dunia.

“Kami berharap kerja sama ini bukan hanya formalitas, tetapi benar-benar menjadi instrumen penting dalam menjaga keamanan pelayaran dan stabilitas pariwisata,” pungkasnya.**