Mereka juga melakukan praktik lapangan membuat pupuk organik seperti KNO, PGPR, dan biochar (arang sekam), yang merupakan bagian penting dari penerapan CSA.

Antusiasme peserta terlihat tinggi. Mereka aktif berdiskusi, bertanya, dan saling bertukar pengalaman mengenai kendala di lahan masing-masing.

Beberapa peserta mengungkapkan kegagalan dalam menanam sayuran tertentu, yang dijawab dengan penjelasan ilmiah tentang faktor ketinggian dan kesesuaian tanah oleh narasumber.

Pelatihan ini menjadi ruang belajar lintas generasi—menggabungkan pengetahuan lokal petani senior dengan inovasi pemuda untuk mempercepat transformasi sistem pangan hijau di Manggarai Barat.

Ke depan, hasil pelatihan ini akan menjadi dasar penyusunan rencana aksi pertanian berkelanjutan di tingkat lokal.

Konsorsium Pangan Bernas berencana memperluas kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha pangan untuk memperkuat ketahanan pangan lokal, meningkatkan produktivitas pertanian, serta mempercepat transisi menuju sistem pertanian rendah emisi karbon.**