Pimpinan Yayasan St. Damian, Suster Lidwina, menjelaskan bahwa lahan ini akan dimanfaatkan untuk pembibitan dan budidaya berbagai jenis sayuran seperti sawi, terong, labu, kangkung, bayam merah, pakcoy, timun, serta buah-buahan tropis seperti nangka, sirsak, jambu, mangga, kelengkeng, dan alpukat.

“Hasil panen akan digunakan untuk kebutuhan internal yayasan, dan bila ada surplus akan dipasarkan ke hotel dan restoran di Labuan Bajo. Ini menjadi bagian dari penguatan rantai pasok pangan lokal,” ujarnya.

Sementara itu, Plt. Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menekankan bahwa penguatan pangan lokal merupakan elemen penting pengembangan pariwisata berkelanjutan.

“Ketersediaan pasokan pangan yang stabil, sehat, dan berbasis komunitas lokal adalah fondasi pariwisata regeneratif. Kolaborasi ini adalah wujud nyata sinergi multipihak dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus memberdayakan masyarakat,” jelas Marhen.

Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines) menjadi pelaksana teknis program ini. Yakines juga bagian dari Konsorsium Pangan Bernas bersama Yayasan KEHATI dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) yang mendorong transformasi sistem pangan lokal melalui program Urban Futures.