Terminal Nggorang Diaktifkan, Simpul Logistik Lintas Provinsi di Pintu Gerbang Labuan Bajo
Dishub NTT Hidupkan Terminal Tipe B di Labuan Bajo, Dorong Efisiensi Distribusi Barang dan Naikkan PAD Drastis

LABUANBAJOVOICE.COM — Terminal Angkutan Umum Tipe B Nggorang yang terletak di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, kini resmi menjalani transformasi sebagai pusat layanan logistik dan rest area bagi kendaraan angkutan barang lintas provinsi. Optimalisasi ini digerakkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur (Dishub NTT) melalui UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan (P2TP) Wilayah IV Kelas A, sebagai bagian dari strategi memperkuat infrastruktur transportasi darat di wilayah barat NTT.
Langkah revitalisasi ini merupakan tindak lanjut dari dorongan Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, yang sebelumnya meninjau langsung kondisi terminal dan meminta agar aset negara tersebut tidak dibiarkan kosong, melainkan dimanfaatkan secara maksimal untuk pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi daerah.
“Terminal ini memiliki posisi strategis dan sangat potensial. Sayang jika tidak digunakan. Kami ingin fasilitas negara ini hidup dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Asadoma dalam kunjungannya beberapa waktu lalu.
Menyambut arahan tersebut, Plt. Kepala UPTD P2TP Wilayah IV Kelas A, Kristianus Soni Teme, S.SiT, menyatakan bahwa pemanfaatan terminal sebagai titik bongkar muat dan tempat istirahat logistik telah membawa dampak positif, baik dari sisi lalu lintas maupun efisiensi distribusi barang antarwilayah.
“Kami apresiasi para pelaku usaha Porang yang kini menggunakan area terminal untuk aktivitas bongkar muat, tidak lagi di bahu jalan. Ini sangat membantu kelancaran lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan lainnya,” ujarnya saat melakukan peninjauan di lokasi pada Selasa pagi (3/6/2025).
Soni menegaskan bahwa ke depan, Terminal Nggorang akan diarahkan menjadi terminal multifungsi: melayani angkutan penumpang di pagi hingga sore hari, dan berfungsi sebagai rest area dan pusat logistik pada malam hari. Kebijakan ini sejalan dengan Peraturan Daerah yang membatasi lalu lintas kendaraan besar masuk ke pusat kota Labuan Bajo.
“Dengan lokasi yang berada di jalur strategis dan dekat dengan pintu masuk kota, terminal ini sangat ideal sebagai tempat istirahat dan titik distribusi barang,” tambahnya.
Meskipun saat ini fasilitas terminal masih sederhana, sistem retribusi resmi telah diberlakukan dan memberikan hasil yang mengejutkan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari terminal ini melonjak dari hanya Rp300 menjadi Rp2 juta hanya dalam bulan Mei 2025, menandai keberhasilan awal dari optimalisasi terminal.
UPTD P2TP juga terus mendorong keterlibatan lebih luas dari pelaku logistik lokal. Selain komoditas Porang, pelaku usaha kemiri, cengkeh, dan hasil pertanian lainnya diajak untuk menjadikan terminal ini sebagai titik distribusi resmi, demi mendukung kelancaran perdagangan antarwilayah secara tertib dan efisien.
“Kami ingin terminal ini menjadi milik bersama—dikelola, dijaga, dan dimanfaatkan oleh semua pihak. Kebersihan, ketertiban, dan kelangsungan fasilitas ini harus menjadi tanggung jawab bersama,” tegas Soni dengan penuh komitmen.
Kini, Terminal Nggorang tidak lagi menjadi bangunan pasif tanpa fungsi. Ia telah bertransformasi menjadi simpul logistik regional yang menggerakkan roda ekonomi dan menjadi bagian dari wajah baru pembangunan sektor transportasi darat di kawasan Labuan Bajo—yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan nasional.
Transformasi ini menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar proyek fisik, tetapi instrumen penting dalam mendorong pelayanan publik, membuka ruang partisipasi ekonomi lokal, dan menciptakan sistem transportasi yang aman, tertib, dan berkelanjutan.
Penulis: Hamid