“Integrasi antara potensi wisata laut dan wisata gunung juga menjadi fokus utama untuk menciptakan destinasi berdaya saing,” jelas Plt Direktur Utama BPOLBF.
Ia menekankan bahwa kebijakan seperti penerapan carrying capacity di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), promosi destinasi, serta penyelenggaraan event terintegrasi di wilayah bahari dan daratan, diharapkan tidak hanya menjaga kualitas kunjungan, tetapi juga memberi dampak positif berupa pemerataan arus wisatawan ke desa-desa wisata.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga, menjelaskan pihaknya akan mulai menerapkan program carrying capacity tahun depan. Sistem tersebut akan diberlakukan melalui pembagian kunjungan pagi, siang, dan sore dengan kuota yang sudah ditentukan.
“Penerapan carrying capacity ini diharapkan dapat berjalan seiring dengan upaya pengenalan daya tarik wisata lainnya di Labuan Bajo dan sekitarnya. Jadi wisatawan tidak hanya fokus pada TN Komodo saja,” kata Hendrikus.
Tinggalkan Balasan