Konferensi internasional tersebut dirancang sebagai ajang global untuk mempertemukan pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat sipil.

Agenda utamanya adalah membahas isu strategis mengenai integrasi tata ruang dengan pembangunan infrastruktur, transisi energi, adaptasi terhadap perubahan iklim, serta pengembangan kawasan yang inklusif dan berkelanjutan.

Direktur Jenderal Tata Ruang Kementerian ATR/BPN, Suyus Windayana, dalam forum tersebut menyampaikan apresiasi atas kemajuan sejumlah daerah di Bali dan Nusa Tenggara yang telah menuntaskan dokumen Rencana Tata Ruang (RTR).

Ia mendorong daerah lainnya untuk segera menyelesaikan proses penyusunan RTR agar sejalan dengan arah kebijakan nasional.

“Pemerintah daerah harus memastikan dokumen RTR-nya sinkron dengan RTRW nasional agar pembangunan wilayah menjadi efisien dan berdaya guna. Kolaborasi pentahelix — antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media — menjadi kunci mewujudkan penataan ruang yang efektif dan berkelanjutan,” tegas Suyus.