LABUANBAJOVOICE.COM – Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, khususnya generasi muda, dalam pengawasan kebijakan pangan, Konsorsium Pangan Bernas bersama Multi-Stakeholder Forum (MSF) Manggarai Barat menggelar kegiatan bertajuk “Penyusunan Kerangka Kontrol Kebijakan Pangan: Membangun Alat Kontrol yang Efektif untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Kebijakan” di Aula Green Prundi Hotel, Labuan Bajo, Rabu (23/7/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Urban Futures Indonesia (2023–2027) yang berfokus pada penguatan sistem pangan perkotaan, kesejahteraan pemuda, dan aksi iklim.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Manggarai Barat yang diwakili Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, Ferdinandus Jemaun, menegaskan komitmen pemerintah daerah mendukung inisiatif ini.

“Alat kontrol ini akan menjadi jembatan antara aspirasi masyarakat dan perumusan kebijakan yang lebih inklusif,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pangan.

Sebagai upaya konkret, Evaristus Didik Madyatmadja, Lecturer Specialist Professor sekaligus Ketua Tim Binus University, memperkenalkan M-SMART, sebuah aplikasi berbasis digital yang dirancang untuk mempermudah masyarakat melaporkan isu pangan, memberikan masukan, dan memantau implementasi kebijakan secara real-time.

“Media dan teknologi adalah kunci memperluas partisipasi, terutama di kalangan anak muda,” jelasnya.

Kegiatan ini diikuti 50 peserta dari berbagai unsur, termasuk instansi pemerintah, organisasi masyarakat seperti AKUNITAS, IWAPI, PPDI, serta pemuda dari 10 desa di Manggarai Barat. Mereka terlibat dalam diskusi dan simulasi penggunaan aplikasi M-SMART.

Perwakilan Pangan Bernas, Antony, menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan kebijakan pangan agar kebijakan yang dihasilkan responsif terhadap kebutuhan dasar seperti keterjangkauan harga, kualitas gizi, dan keamanan pangan.

Ia juga menyoroti tantangan seperti ketergantungan impor, kerusakan lingkungan, dan dampak perubahan iklim yang memerlukan pengawasan kolaboratif.

Menurut Antony, tindak lanjut kegiatan ini meliputi sosialisasi alat kontrol ke desa-desa, peluncuran resmi aplikasi M-SMART ke publik serta pemantauan operasional dan layanan pengaduan selama tiga bulan pertama.

Kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi sistem pangan yang berkeadilan dan berkelanjutan di Manggarai Barat, serta mendorong partisipasi generasi muda sebagai agen perubahan.

“Dengan kolaborasi multistakeholder, kami optimis alat ini akan memperkuat ketahanan pangan lokal,” tutup Ferdinandus.