LABUANBAJOVOICE.COM — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi meluncurkan NTT Mart dan Dapur Flobamorata sebagai upaya konkret membangun kemandirian ekonomi daerah melalui penguatan potensi lokal.

Peresmian ini dilakukan langsung oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, di Kota Kupang, Selasa siang (12/8/2025).

Turut hadir Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma, anggota Komisi IX DPR RI, jajaran Forkopimda NTT, Sekretaris Daerah Provinsi NTT, staf ahli gubernur, asisten Sekda, pimpinan perangkat daerah, wakil bupati Sabu Raijua dan Rote Ndao, pelaku UMKM, serta insan pers.

Gubernur Melki menegaskan bahwa NTT Mart bukan sekadar pusat perbelanjaan, melainkan platform pemasaran produk lokal yang menghubungkan produsen, UMKM, petani, nelayan, pengrajin, dan pelaku usaha lain di NTT dengan konsumen di tingkat nasional maupun internasional.

Produk unggulan seperti kopi, tenun ikat, garam, hasil perikanan, madu, dan berbagai komoditas khas NTT diharapkan tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga mampu bersaing di mancanegara.

“Pintu NTT Mart terbuka lebar bagi pengusaha swasta, pelaku UMKM, koperasi, komunitas, maupun sekolah untuk ikut berkontribusi. Ini rumah bersama untuk produk NTT,” ujar Melki.

Untuk memperluas jangkauan, Pemprov NTT menargetkan setiap kabupaten/kota memiliki gerai NTT Mart, dengan gerai terbesar direncanakan di Labuan Bajo.

Selain NTT Mart, Dapur Flobamorata diluncurkan sebagai wadah inovasi kuliner berbasis kearifan lokal. Melki berharap inisiatif ini membuka peluang usaha bagi ibu rumah tangga, kelompok tani, dan komunitas lokal.

Dapur Flobamorata berfungsi sebagai laboratorium inovasi pangan yang memadukan teknologi sederhana dengan resep tradisional untuk menghasilkan produk berkualitas dan siap bersaing di pasar modern.

“Orang Makassar, Bali, Batak, dan Padang punya restoran khas, tapi kita NTT belum. Maka kita buat Dapur Flobamora sebagai langkah awal untuk membangun identitas kuliner daerah,” ungkapnya.

Melki menegaskan bahwa NTT Mart dan Dapur Flobamorata harus dikelola dengan sistem manajemen modern dan transparan.

Menurutnya, keduanya adalah simbol kedaulatan ekonomi daerah sekaligus jembatan antara tradisi dan inovasi.

Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan keduanya sebagai pusat interaksi budaya, ruang kreativitas generasi muda, serta motor penggerak ekonomi desa.

“Belanja di NTT Mart berarti menumbuhkan ekonomi desa, mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat kebanggaan kita sebagai orang NTT,” pungkasnya.**