LABUANBAJOVOICE.COM — Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Yandri Susanto, mengapresiasi keberhasilan Kabupaten Manggarai Barat dalam membentuk dan mengembangkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai tonggak penguatan ekonomi masyarakat desa.
“Saya mengapresiasi bahwa pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Kabupaten Manggarai Barat sudah 100% berbadan hukum, di 164 desa dan 5 kelurahan,” ujar Menteri Yandri dengan bangga saat kunjungan kerjanya di Labuan Bajo, Senin (23/6/2025).
Capaian tersebut dinilai sebagai prestasi penting, karena menjadi syarat utama pencairan Dana Desa Tahap II di seluruh wilayah Manggarai Barat.
Namun, Menteri Yandri mengingatkan bahwa keberhasilan formal itu harus diikuti oleh langkah konkret dalam operasionalisasi koperasi.
“Setelah terbentuknya Koperasi Desa Merah Putih, tantangan berikutnya adalah bagaimana menyiapkan rencana bisnis dan menjalankannya,” tegasnya.
“Rencana bisnis itu bisa diajukan ke Bank Himbara untuk mendapatkan pendanaan,” tambahnya.
Model usaha koperasi yang direkomendasikan meliputi penyediaan sembako, gas, layanan klinik, obat-obatan, pupuk, dan alat pertanian, guna menjawab kebutuhan riil warga desa.
“Koperasi Desa Merah Putih bukan menjadi pesaing bagi usaha masyarakat yang sudah ada, tapi menjadi suplayer dan penggerak ekonomi di desa,” kata Yandri menegaskan.
Koperasi Merah Putih juga diharapkan menjadi instrumen strategis untuk mendukung program-program nasional seperti ketahanan pangan, pengurangan kemiskinan, hingga digitalisasi desa.
Menteri Yandri menyampaikan bahwa Pemerintah Pusat melalui Kemendes PDTT telah menyiapkan anggaran Dana Desa sebesar Rp 71 Triliun untuk tahun 2025.
Prioritas penggunaan dana ini diatur dalam Permendes PDTT Nomor 2 Tahun 2024, yang mengarahkan 20% untuk ketahanan pangan dan maksimal 15% untuk penyaluran BLT desa.
“Kebijakan 20% untuk ketahanan pangan ini diharapkan dapat mempercepat swasembada pangan nasional,” jelasnya.
Labuan Bajo: Model Destinasi Berbasis Desa yang Berkelanjutan
Selain itu, Menteri Yandri juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas desa-desa yang berada di kawasan destinasi wisata prioritas nasional, khususnya Labuan Bajo.
“Labuan Bajo sebagai destinasi unggulan memiliki daya tarik luar biasa baik bagi turis domestik maupun internasional,” katanya.
“Anugerah alam yang kaya dan luar biasa ini harus kita jaga, dan kita manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan keadilan, kelestarian dan keberlanjutan.” sambungnya.
Ia menekankan bahwa literasi kepada warga desa dan pelaku wisata sangat dibutuhkan agar mereka mampu berperan aktif dalam pengembangan pariwisata yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Kolaborasi lintas Kementerian dan Lembaga (K/L) adalah kunci untuk memastikan desa bisa menopang destinasi wisata nasional,” ujarnya.
Keberhasilan Manggarai Barat dalam mendirikan koperasi secara menyeluruh membuktikan bahwa desa mampu menjadi motor penggerak ekonomi rakyat, sekaligus penopang utama pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
Tinggalkan Balasan