Kronologi Speedboat Refiero Terbalik di Perairan Kawasan Taman Nasional Komodo Labuan Bajo
Kapal cepat (Speedboat) Refiero milik agen D Tour alami insiden kecelakaan di perairan kawasan Taman Nasional Komodo
LABUANBAJOVOICE.COM | Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdianto mengungkap penyebab kapal cepat (speedboat) Refiero terbalik di perairan kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) pada Kamis, 1 Agustus 2024 siang.
“Dari investigasi ditemukan fakta bahwa pada saat kapal mendekati Pink Beach 1. Saat itu terjadi arus kuat hal ini akibat pasang surut. Sehingga membuat pusaran yang membuat kapal itu miring, terbalik namun tidak tenggelam,” ungkap Stephanus yang didampingi Kepala Pos SAR Komodo Labuan Bajo Edi Suryono dan Kasat Polairud, Iptu I Wayan Merta saat ditemui awak media diruang kerjanya.
Pada saat insiden itu terjadi, lanjut dia, ada beberapa para penumpang melompat ke air laut. Kemudian kru dan para penumpang tersebut dievakuasi oleh kapal wisata lain yang sedang melintas pada saat itu.
“Beberapa penumpang melompat ke air. Pada saat kejadian itu terjadi, ada beberapa kapal yang sedang berlayar dan mereka pun membantu melakukan evakuasi ke pantai, karena lokasi kejadian tidak jauh dari pantai,” terang Stephanus.
Kemudian, tambah dia, berdasarkan data pemeriksaan pendahuluan, pada saat insiden itu terjadi jam 12, air laut mengalami pasang surut.
“Terjadi surut tinggi dan disini terjadi yang namanya
atau gambarnya adalah bottleneck,” ujar Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo itu.
Apabila, lanjut ia jabarkan, pasang surut itu terjadi di wilayah yang sempit, maka arus akan sangat keceng yang itu akan membuat satu pusaran yang membuat kapal gagal bernavigasi. Sehingga kapal miring dan terbalik.
“Jadi ini fenomenal alam. Karena pasang surut yang sangat tinggi dan pulau yang sangat berdekatan, maka ada yang namanya venturi effect. Arus kenceng sekali dan berputar, seperti itu,” tegas Stephanus.
Stephanus memastikan speedboat yang mengangkut wisatawan dari Spanyol, China, Polandia dan Indonesia tidak mengalami trauma dengan insiden itu.
Kemudian, sebanyak 13 wisatawan melanjutkan perjalanan wisatanya ke Pulau Komodo menggunakan kapal wisata pengganti lainnya yang sudah disiapkan dengan ukuran besar. Stephanus juga memastikan, kapal wisata penganti itu telah mendapatkan Surat Perizinan Berlayar (SPB) dari pihaknya.
Tiga orang memutuskan kembali ke daratan Labuan Bajo karena mengejar jadwal pesawat sore di Bandara Udara Internasional Komodo Labuan Bajo untuk melanjutkan perjalanan menuju destinasi wisata lainnya.
“Ada tiga penumpang yang tidak melanjutkan trip. Karena, mereka mengejar pesawat sore ini. Sehingga, penumpang kembali ke (daratan) Labuan Bajo untuk melanjutkan terbang ke destinasi wisata lainnya. Yang pulang, dari China (ada) 2 (orang), kemudian dari Bali (Indonesia) 1 (orang),” ujar Stephanus.
Penulis: Hamid