Bisnis & UMKM

Ketua Komunitas UMKM Mabar Minta Pemda Berdayakan Trainer Lokal, Tidak Perlu Hadirkan dari Luar

Strategi pemasaran para pelaku usaha di Manggarai Barat sudah menggunakan platform digital

LABUANBAJOVOICE.COM | Sejak berdirinya Asosiasi Kelompok Usaha Unitas (Akunitas) Manggarai Barat (Mabar) tahun 2019, dan secara sah dilantik pada Senin, 9 Juni 2020 lalu oleh Bupati Mabar Agustinus Ch. Dulla, telah bergabung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Labuan Bajo berjumlah 60 anggota.

“Akunitas berdiri tahun 2019. Sah pelantikan tahun 2020. Dari awal itu hanya sekitar 60, sekarang sudah sampai 158,” ujar Ketua Akunitas Mabar, Maria Srikandi Mayangsari alias Candy, Senin (15/7/2024) siang.

Dikatakan Candy, tujuan dibentuknya Akunitas ini sebagai wadah pengembangan UMKM dalam menghadapi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super premium.

“Pengembangan UMKM dalam menghadapi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisat. Apalagi Labuan Bajo ditetapkan sebagai Labuan Bajo super prioritas dan kawasan strategis pariwisata nasional,” ujar pengusaha itu.

Jadi, tambah dia, kita harus mempersiapkan pelaku-pelaku usaha yang ada di Labuan Bajo. Sehingga mereka betul-betul siap untuk menerima sebagai tantangan-tantangan yang masuk dan juga berbagai kompetitor-kompetitor yang masuk dari luar.

Candy juga menjelaskan, dari total 158 pengusaha UMKM yang sudah bergabung hingga saat ini. Sudah ada beberapa pengusaha bisa menjadi trainer.

“Jadi sudah ada beberapa yang menjadi trainer. Trainer sudah banyak, sudah lebih 30-an orang, yang brand nya sudah naik kelas,” jelas Candy.

Menurut dia, dari beberapa pengusaha yang sudah bergabung di akunitas dan sudah bisa menjadi trainer. Jadi, tidak perlu lagi pemerintah daerah (Pemda) mendatangkan trainer dari luar daerah lagi.

Baca Juga:  Di Labuan Bajo ada Kedai BO dengan Sajian Menu Micat

“Itu jadi, kita tidak perlu lagi mendatangkan trainer dari luar. Bayar mahal-mahal buat apa?. Kita punya disini ada. Mau dari tenun ada, mau dari kria (kerajinan tangan) ada, mau kuliner ada,” pinta Candy.

“Buat apa?! Kita punya yang ada disini,” tegas pemilik brand Komodo Gift Labuan Bajo itu.

Baca Juga:  Peluncuran Forum Multi Pihak, Pemda Manggarai Barat Ajak Generasi Muda Kolaborasi

Selama ini kata dia, anggota Akuntansi dalam rangka memasarkan produknya, sudah menggunakan strategi pemasaran digitalisasi. Ada yang sudah masuk market place menggunakan Shopie, Lazada dan beberapa market place lainnya.

“Mereka digital iya. Digital itu, mereka masuk ke market place dengan beberapa, ada Shopie, semua pada sudah masuk shopie,” terang Candy.

Selain itu, menurut dia, para pelaku usaha juga sudah menggunakan medsos. Ada yang sudah merambah di Instagram, Facebook, TikTok dan beberapa platform media sosial lainnya juga.

“Medsos yang jelas mereka gunakan. Mereka punya WA (WhatsApp) itu bukan untuk WA sembarang, WA bisnis semua mereka. Instagram (IG), TikTok, dan facebook. Semua akun medsos untuk penjualan,” terang nya.

Baca Juga:  Kini Petani Timor Leste Punya Nama Brand Beras Sendiri, Ada Campur Tangan Kadin Manggarai Barat

Menurut dia, ibu-ibu berdaster sekarang ini agak jarang kita temukan. Karena mereka sudah fokus untuk berbisnis, menjalankan usaha yang mereka punya. Mereka pada saat nonton TV, itu bukan nonton sinetron, tetapi nonton bagaimana caranya membuat resep baru.

“Mereka yang, ibu-ibu berdaster itu sudah hampir tidak pernah ketemu. Mereka nonton tv itu bukan sinetron. Mereka nonton tv itu bagaimana cara untuk mereka bikin resep baru. Di YouTube itu mereka cari tahu betul-betul, apa yang harus mereka lakukan,” jelas Candy.

Ia berikan contoh, misalkan, ibu-ibu lihat di YouTube itu, bukan menonton film atau acara hiburan, namun mereka mencari trend busana apa sekarang, warna dan modelnya bagaimana. Mereka kemudian belajar juga secara otodidak.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button