LABUANBAJOVOICE.COM – Upaya penguatan peran pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam ekosistem pariwisata kembali ditegaskan oleh InJourney Tourism Development Corporation (ITDC).

Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), ITDC berkolaborasi dengan Heritage Impact Creative Consultant (HICC) atau Five Pillar Academy untuk menyelenggarakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi 60 pedagang anggota Paguyuban Pedagang Pantai The Nusa Dua, Bali.

Kegiatan yang berlangsung di Gedung Wantilan The Nusa Dua, pada Jumat (26/9/2025), dirancang sebagai langkah nyata untuk memperkuat kompetensi para pedagang dalam pengelolaan usaha, pelayanan wisata, hingga strategi penataan produk agar lebih menarik di mata wisatawan.

Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi utama. Pertama, “Cerdas Kelola Keuangan”, yang memberikan wawasan praktis terkait pencatatan serta pengelolaan keuangan sederhana untuk usaha kecil.

Kedua, “Tata Kelola Produk Menarik”, yang berfokus pada cara penataan dan penyajian produk agar mampu bersaing di tengah ketatnya pasar wisata.

ITDC bersama HICC juga menyiapkan mekanisme monitoring dan evaluasi selama dua bulan pasca pelatihan untuk memastikan seluruh materi benar-benar diterapkan dan memberikan dampak nyata bagi para peserta.

Setiap peserta turut menerima goodie bag berisi perlengkapan pelatihan sebagai penunjang kegiatan.

Lurah Benoa, I Wayan Karang Subawa, S.Pd., MAP., yang hadir dalam kegiatan tersebut, menekankan pentingnya penguatan kapasitas pedagang lokal di tengah geliat pariwisata Bali.

“Pelatihan ini bukan hanya soal keuangan dan produk, tetapi juga soal tata kelola kawasan, kebersihan pantai, pengelolaan sampah, hingga penerapan nilai Sapta Pesona. Paguyuban pedagang pantai harus solid, taat aturan, dan menjadi bagian dari mitra pembangunan pariwisata berkelanjutan,” ujarnya.

General Manager The Nusa Dua ITDC, I Made Agus Dwiatmika, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian integral dari program Community Development ITDC.

“Harapannya, pedagang pantai dapat meningkatkan profesionalisme dengan menghadirkan produk dan jasa yang higienis, ramah lingkungan, sekaligus menarik bagi wisatawan. Ini juga bentuk kontribusi ITDC dalam mendorong praktik pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada masyarakat,” jelasnya.

Menurutnya, pemberdayaan UMKM menjadi salah satu kunci keberhasilan destinasi wisata kelas dunia seperti The Nusa Dua.

Melalui penguatan kapasitas pedagang, kawasan wisata dapat tetap bersih, indah, aman, dan berdaya saing tinggi tanpa meninggalkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.

Program ini juga dirancang berkesinambungan. ITDC berkomitmen menyesuaikan materi pembinaan dengan kebutuhan riil di lapangan sesuai hasil evaluasi, sehingga kebermanfaatannya bisa terukur dalam jangka panjang.

Inisiatif ini sekaligus mempertegas dukungan ITDC terhadap UMKM sebagai bagian penting dari mata rantai pariwisata.

Dengan kolaborasi bersama HICC, diharapkan pelaku usaha kecil tidak hanya berperan sebagai pedagang di kawasan pantai, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu menghadirkan pelayanan prima, ramah lingkungan, dan berdaya saing internasional.

“Pemberdayaan komunitas lokal adalah investasi jangka panjang untuk ketahanan pariwisata Bali. Ketika UMKM kuat, maka pariwisata berkelanjutan di The Nusa Dua pun semakin kokoh,” tutup Agus Dwiatmika.**