Sosbud

Imigrasi Labuan Bajo dan NTT Bagi 200 Paket Sembako untuk Warga Perbatasan NTT

Sebanyak 200 paket sembako disalurkan untuk masyarakat terpencil di wilayah Malaka dan Belu, sebagai bentuk pengabdian dan kepedulian sosial Direktorat Jenderal Imigrasi

LABUANBAJOVOCE.COM — Dalam semangat pengabdian dan kepedulian sosial, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Labuan Bajo bersama dengan seluruh jajaran Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan kegiatan bakti sosial di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste, tepatnya di Kabupaten Malaka dan Kabupaten Belu, selama dua hari, pada 26 hingga 27 Mei 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Imigrasi Peduli, Negara Hadir” yang bertujuan meringankan beban masyarakat di wilayah-wilayah terpencil yang masih menghadapi keterbatasan akses terhadap kebutuhan pokok dan informasi hukum keimigrasian. Sebanyak 200 paket sembako dibagikan langsung kepada masyarakat kurang mampu, khususnya para lansia, di empat desa sasaran, yakni Desa Alas (Kabupaten Malaka), serta Desa Asumanu, Tohe, dan Maumutin (Kabupaten Belu).

Kegiatan bakti sosial ini menjadi bentuk nyata pelaksanaan Arah Kebijakan Prioritas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI, Agus Andrianto, khususnya pada poin ke-11 dari 13 arahan prioritas: yakni pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan bagi warga di wilayah perbatasan.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Camat Raihat, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kehadiran dan kontribusi nyata pihak Imigrasi di wilayahnya.

“Atas nama masyarakat perbatasan, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada jajaran Kanwil Imigrasi NTT. Bantuan ini sangat berarti dan menunjukkan bahwa negara tidak pernah absen hadir bagi kami,” ujar Camat Raihat dalam keterangan pers yang diterima media ini, Rabu (28/5/2025).

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi NTT, Arvin Gumilang, dalam pernyataannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan amanat Presiden Republik Indonesia yang menekankan pentingnya kehadiran negara di wilayah perbatasan. Ia menambahkan bahwa bantuan sosial ini tidak hanya bersifat karitatif, melainkan juga menjadi upaya membangun kepercayaan dan mempererat ikatan antara pemerintah dan masyarakat perbatasan.

Sementara itu, Charles Christian Mathaus, Kepala Kantor Imigrasi Labuan Bajo, menegaskan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa fungsi keimigrasian tidak hanya sebatas pengawasan dan penegakan hukum, tetapi juga mencakup sisi kemanusiaan dan sosial.

“Imigrasi hadir bukan hanya dalam konteks hukum. Kami juga ingin memastikan bahwa saudara-saudara kita di daerah terpencil tidak merasa sendiri. Negara ada dan peduli. Kami ingin menjadi jembatan harapan,” tegas Charles.

Selain penyaluran bantuan, tim dari Imigrasi juga melakukan edukasi singkat kepada warga setempat mengenai pentingnya dokumen keimigrasian, seperti paspor dan dokumen perjalanan lainnya, serta prosedur pengurusannya. Langkah ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak terjebak dalam praktik lintas batas ilegal yang kerap terjadi di daerah perbatasan.

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga desa. Beberapa warga bahkan mengaku baru pertama kali mendapatkan penjelasan langsung dari petugas Imigrasi, dan merasa lebih paham serta termotivasi untuk mengurus dokumen resmi keimigrasian secara legal dan tertib.

Dengan semangat inklusif dan pengabdian tanpa batas, Direktorat Jenderal Imigrasi melalui Kantor Imigrasi Labuan Bajo membuktikan bahwa kehadiran negara tidak hanya terlihat di kota-kota besar, tetapi juga nyata hingga ke pelosok perbatasan yang selama ini kerap luput dari sorotan.

Imigrasi Peduli, Negara Hadir – bukan sekadar slogan, tapi bukti nyata keberpihakan kepada rakyat.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button
error: Content is protected !!