3. Pada 19 September 2025 malam terjadi peningkatan jumlah gempa low frequency disertai erupsi eksplosif, mengeluarkan kolom abu berwarna kelabu hingga cokelat setinggi 500–1.000 meter. Pada pukul 21.36 WITA terekam erupsi menerus.
4. Pemantauan deformasi dengan tiltmeter menunjukkan adanya pola inflasi atau pengembangan tubuh gunung yang berpotensi memicu erupsi. Data GNSS juga memperkuat indikasi inflasi pada kedalaman dangkal.
PVMBG menegaskan masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diminta meningkatkan kewaspadaan menyusul peningkatan status ini.
Warga diimbau tidak beraktivitas di zona bahaya dan selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah serta petugas pos pengamatan gunung api. **
Halaman
Tinggalkan Balasan