Fraksi Gerindra dan Brida Bahas Ketahanan Pangan: Sinergi Pertanian dan Pariwisata di Manggarai Barat
Fraksi Gerindra DPRD Manggarai Barat sambangi Kantor Brida untuk membahas hasil pertanian

LABUANBAJOVOICE.COM – Fraksi Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat mengadakan pertemuan dengan Badan Riset Daerah (Brida) untuk membahas strategi penguatan ketahanan pangan daerah, Selasa 25 Februari 2025.
Pertemuan yang dikemas dalam format Coffee Morning ini berfokus pada pembahasan hasil kajian master plan pertanian dan hortikultura, sejalan dengan program prioritas nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mengenai ketahanan pangan.
Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra, Kanisius Jehabut, menyatakan bahwa inisiatif fraksinya dalam mendorong pengembangan produk lokal merupakan langkah tepat untuk menciptakan sinergi antara sektor pariwisata dan pertanian.
Ia menekankan pentingnya peran petani lokal dalam memanfaatkan peluang pasar yang lebih luas, baik di industri pariwisata maupun di tingkat nasional dan internasional.
“Langkah Fraksi Gerindra dalam mendorong pengembangan produk lokal adalah keputusan yang tepat untuk menciptakan sinergi antara sektor pariwisata dan pertanian,” ujar Kanisius Jehabut usai pertemuan tersebut.
Namun, Kanisius juga menyoroti ketimpangan yang masih terjadi di lapangan. Meskipun mayoritas penduduk Manggarai Barat berprofesi sebagai petani, mereka justru mendominasi angka kemiskinan di daerah tersebut. Hal ini disampaikan oleh Kepala Brida dalam pertemuan tersebut, yang kemudian dikutip oleh Kanisius sebagai “ironi yang tidak bisa dibiarkan.”
Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, Brida bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) telah melakukan kajian yang berhasil mengidentifikasi enam zona pertanian di berbagai wilayah Manggarai Barat. Pemetaan ini diharapkan menjadi peta jalan yang jelas untuk pengembangan pertanian berbasis keunggulan lokal.
“Jika dikelola secara optimal, setiap zona dapat meningkatkan produktivitas pertanian sesuai dengan karakteristik wilayahnya,” tambah Kanisius.
Ia menambah, kolaborasi dengan Undana dalam implementasi kajian ini dianggap sebagai langkah maju. Dengan dukungan akademisi, pendekatan berbasis riset diharapkan dapat memastikan pertanian yang lebih berkualitas, berkelanjutan, dan memiliki kontinuitas.
Namun, tambahnya, tantangan terbesar adalah bagaimana menjadikan hasil kajian ini sebagai kebijakan konkret dan program yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para petani.
Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, akademisi, dan petani harus semakin diperkuat. Selain itu, investasi, akses pasar, serta peningkatan kapasitas petani harus menjadi prioritas utama.
“Jika semua elemen ini terwujud, Manggarai Barat tidak hanya akan menjadi destinasi wisata unggulan, tetapi juga pusat produksi pangan lokal yang tangguh dan berdaya saing tinggi,” ujarnya.
Lanjut, Kanisius menyatakan, pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah Manggarai Barat benar-benar siap beralih dari ketergantungan pada sektor pariwisata ke ketahanan pangan yang kuat, atau apakah ini hanya sekadar wacana yang akan berlalu tanpa realisasi?.
Pertemuan ini mencerminkan komitmen Fraksi Gerindra dan Brida dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan di Manggarai Barat melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis riset.
Penulis: Hamid