Pariwisata

Efisiensi Anggaran Pemerintah Pusat Pengaruhi Sektor Pariwisata di Manggarai Barat

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025

LABUANBAJOVOICE.COM – Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat turut berdampak pada sektor pariwisata, khususnya di Manggarai Barat yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata super premium di Indonesia.

Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Kadis Parekrafbud) Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori, mengungkapkan bahwa kebijakan ini berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata.

“Kami tidak dapat secara pasti menyebutkan adanya penurunan, karena setiap segmen pasar memiliki dinamika yang berbeda. Namun, jika merujuk pada pengalaman sebelumnya, pada tahun 2024, yang tanpa efisiensi saja, PAD yang diperoleh tidak mencapai target yang diharapkan,” ujar Stefanus, Senin 24 Februari 2025.

Menurutnya, dampak dari kebijakan efisiensi ini lebih dirasakan oleh sektor usaha seperti hotel dan restoran. Oleh karena itu, Disparekrafbud berupaya mengakomodasi kebijakan lain yang dapat mendukung sektor ini, termasuk meningkatkan intensitas promosi pariwisata dan merencanakan pengembangan destinasi baru seperti Warloka Pesisir dan Pantai Mberenang.

“Promosi pariwisata harus dilakukan secara berkelanjutan, tidak bisa berhenti hanya dalam satu tahun. Kami berharap kebijakan efisiensi bisa diimbangi dengan upaya promosi yang lebih agresif,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret dalam melaksanakan efisiensi anggaran, pemerintah daerah (Pemda) Manggarai Barat memangkas sejumlah pos anggaran, termasuk perjalanan dinas dan pengadaan alat tulis kantor (ATK). Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.

“Kedepan semua pemerintah daerah di seluruh Indonesia harus bekerja keras untuk bisa meningkatkan pendapat asli daerah (PAD). Karena semua kegiatan sumber pembiayaannya adalah PAD,” ujar Kadis Parekrafbud Manggarai Barat itu.

Lanjut, Stefanus menyatakan dampak berikutnya akan menurun jumlah kunjungan wisatawan terutama wisatawan domestik atau nusantara (Wisnus). “Data tahun 2024 di Manggarai Barat, kunjungan paling besar itu adalah wisatawan nusantara (para pegawai/ASN) dari Jakarta, Surabaya dan daerah daerah lainya,” kata Kadis Stefanus.

“Itu mereka berkunjung karena ada tugas perjalanan dinas ke Manggarai Barat. Sementara penyesuaian terhadap Inpres No 1 Tahun 2025, semua biaya perjalanan dinas dipangkas 50 %,” tambahnya.

Selain itu, Jemsifori juga mengungkapkan kemungkinan adanya penyesuaian target pendapatan asli daerah yang akan dilakukan oleh Disparekrafbud tahun ini.

“Kemungkinan ada penurunan target, tapi saya belum bisa pastikan itu karena belum ada penetapan bersama. Intinya, kami di sini akan semaksimal mungkin menggali potensi pariwisata di Manggarai Barat untuk meningkatkan minat wisata, khususnya wisata domestik,” tutupnya.

Dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran ini, para pelaku industri pariwisata di Manggarai Barat diharapkan dapat beradaptasi dengan berbagai strategi yang diterapkan oleh pemerintah daerah.

Meskipun ada tantangan, optimisme terhadap pertumbuhan sektor pariwisata tetap terjaga dengan adanya inovasi dan promosi yang lebih intensif.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button
error: Content is protected !!