Dampak Pariwisata Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Manggarai Barat Hanya Sebesar 0,5 Persen
Dampak industri pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat hanya sebesar 0,5%

LABUANBAJOVOICE.COM – Berdasarkan data yang dimiliki oleh Bank Dunia atau World Bank tahun 2022, dampak industri pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat hanya sebesar 0,5%. Angka ini terbilang sangat kecil, mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan utama daerah.
“Berdasarkan data Bank Dunia tahun 2022, dampak industri pariwisata terhadap kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat hanya sebesar 0,5%,” ujar anggota DPRD Manggarai Barat Fraksi Gerindra, Kanisius Jehabut dalam kegiatan Coffee Morning bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Perumda Bidadari di kantor DPRD, pada Sabtu (22/2).
Menurut Kanisius, angka ini sangat kecil mengingat sektor pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan utama daerah. Oleh karena itu, perlu ada upaya konkret untuk meningkatkan peran sektor lain, seperti pertanian dan perikanan, dalam menopang pertumbuhan ekonomi lokal.
Kabupaten Manggarai Barat, yang dikenal dengan destinasi wisata unggulannya seperti Taman Nasional Komodo (TNK) dan keindahan alam Labuan Bajo, telah mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, peningkatan ini belum sejalan dengan perbaikan signifikan dalam kesejahteraan masyarakat setempat. Hal ini mengindikasikan bahwa manfaat ekonomi dari sektor pariwisata belum terdistribusi secara merata di kalangan penduduk lokal.
Sementara itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan masih mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Manggarai Barat. Mengutip laman resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Manggarai Barat, https://manggaraibaratkab.bps.go.id/ , Kabupaten Manggarai Barat tahun 2023 menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut menyumbang sekitar 39,31% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah.
Meskipun demikian, kontribusi besar ini belum mampu secara optimal meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengingat tantangan seperti keterbatasan akses pasar, teknologi, dan modal.
Kemudian pertumbuhan ekonomi Kabupaten Manggarai Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2023 mencapai 4,77 persen.
Tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (33,54 persen), Transportasi dan Pergudangan (14,50 persen), dan Industri Pengolahan (12,54 persen).
Sedangkan dari sisi pengeluaran, tiga komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen Ekspor Barang dan Jasa (32,71 persen), PMTB (7,73 persen), Konsumsi LNPRT (7,63 persen).
Selain itu, pemerintah daerah telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Manggarai Barat tahun 2021-2026 yang menekankan pada optimalisasi sektor pariwisata dan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dokumen tersebut menggarisbawahi pentingnya sinergi antara kedua sektor ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kolaborasi antara sektor pariwisata dan sektor lainnya juga perlu ditingkatkan. Misalnya, hotel dan restoran dapat menjalin kemitraan dengan petani dan nelayan lokal untuk memasok kebutuhan bahan baku, sehingga tercipta rantai pasok yang saling menguntungkan. Selain itu, promosi produk lokal sebagai bagian dari daya tarik wisata dapat meningkatkan permintaan dan nilai jual komoditas tersebut.
Pemerintah pusat juga memiliki peran penting dalam mendukung pembangunan di daerah melalui kebijakan yang pro-pertumbuhan dan penyediaan anggaran yang memadai untuk program-program pengembangan ekonomi lokal.
Dukungan ini diharapkan dapat mempercepat transformasi ekonomi di Kabupaten Manggarai Barat, sehingga manfaat dari pertumbuhan sektor pariwisata dan sektor lainnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.
Secara keseluruhan, meskipun sektor pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, penguatan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, serta sinergi antara sektor-sektor tersebut dengan pariwisata, menjadi langkah strategis yang harus diambil untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di daerah ini.
Penulis: Hamid