BPOLBF dan Fremantle Sailing Club Gelar Green Action di Parapuar Labuan Bajo: Wujud Komitmen terhadap Pariwisata Berkelanjutan
Penanaman 40 Bibit Pohon Flamboyan di Kawasan Parapuar sebagai Langkah Awal Carbon Offsetting dari Kegiatan Fremantle to Labuan Bajo Rally and Race 2025

LABUANBAJOVOICE.COM – Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Fremantle Sailing Club (FSC), klub layar ternama dari Australia, melaksanakan kegiatan Green Action di kawasan Parapuar, Labuan Bajo, pada Sabtu (24/5/2025) pagi. Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan bagian dari strategi carbon offsetting atas pelaksanaan Fremantle to Labuan Bajo Rally and Race 2025 yang berlangsung sejak 10 hingga 22 Mei 2025.
Sebanyak 40 bibit pohon Flamboyan ditanam dalam kegiatan ini sebagai simbol kontribusi terhadap upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung keberlanjutan lingkungan di kawasan wisata prioritas nasional tersebut. Parapuar dipilih sebagai lokasi Green Action karena merupakan salah satu kawasan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh kepada media di Labuan Bajo menekankan pentingnya sinergi antara pembangunan pariwisata dan pelestarian lingkungan. Menurutnya, Labuan Bajo harus menjadi contoh destinasi yang mengedepankan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan.
“Kegiatan Green Action di Parapuar ini merupakan wujud nyata komitmen kami untuk menjadikan Labuan Bajo tidak hanya sebagai destinasi wisata kelas dunia, tetapi juga sebagai contoh praktik pariwisata yang berkelanjutan. Kolaborasi dengan Fremantle Sailing Club ini menunjukkan bahwa setiap aktivitas pariwisata, termasuk sport tourism seperti rally and race harus diimbangi dengan aksi tanggung jawab terhadap lingkungan,” jelas Frans.
Fremantle Sailing Club dan FSCRR 2025
Fremantle Sailing Club, dengan lebih dari 3.200 anggota, merupakan salah satu klub layar terbesar di Australia. Klub ini rutin mengadakan kegiatan pelayaran internasional, dan Fremantle Sailing Club Rally and Race (FSCRR) telah diselenggarakan sebanyak 11 kali sejak 1981. Setelah sebelumnya memilih Bali dan Lombok sebagai tujuan, tahun ini untuk pertama kalinya FSCRR memilih Labuan Bajo sebagai destinasi akhir.
Sebanyak 13 kapal yacht dengan 75 kru asal Australia mengikuti lomba ini, menempuh rute sejauh kurang lebih 3.000 nautical miles dari Fremantle, Australia Barat, hingga Labuan Bajo. Mereka tiba secara bertahap mulai tanggal 18 Mei 2025. Selain para kru, kegiatan ini juga dihadiri oleh sekitar 35 orang pendamping, sehingga total kunjungan mencapai 100 orang.
Selain lomba layar, FSC juga melaksanakan kegiatan sosial. Pada Jumat (23/5/2025), para peserta berkunjung ke SMK Stella Maris Labuan Bajo untuk berbagi ilmu terkait navigasi laut, keselamatan pelayaran, dan pengalaman berlayar lintas samudra. Hari berikutnya dilanjutkan dengan kegiatan Green Action di Parapuar.
Craig Evans, CEO Fremantle Sailing Club, menyampaikan bahwa Green Action ini adalah bentuk tanggung jawab sosial para pelaut untuk menjaga kelestarian destinasi wisata yang mereka kunjungi.
“Melalui kegiatan Green Action yang kami lakukan bersama BPOLBF di Kawasan Parapuar, kami ingin menunjukkan bahwa para pelaut pun memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan di destinasi yang mereka kunjungi. Ini adalah langkah kecil, tapi sangat berarti bagi masa depan pariwisata berkelanjutan,” ujar Craig.
Craig juga mengungkapkan antusiasme para peserta untuk tinggal lebih lama dan menjelajahi keindahan Pulau Flores. Beberapa bahkan berencana menetap selama berminggu-minggu untuk menikmati pesona budaya dan alam Flores yang luar biasa.
Menurut laporan dari Jejakin, sebuah platform pengukur dampak iklim dan pembangunan berkelanjutan, emisi karbon dari kegiatan FSCRR 2025 mencapai 48.193,22 kgCO₂e. Upaya offsetting melalui penanaman pohon di Parapuar ditargetkan menyerap emisi tersebut, dengan proyeksi kebutuhan hingga 2.977 pohon Flamboyan untuk mencapai keseimbangan karbon.
Kegiatan Green Action ini menjadi contoh nyata bahwa sektor pariwisata dan komunitas internasional dapat berkolaborasi untuk menjaga kelestarian lingkungan, sekaligus membangun kesadaran global akan pentingnya pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Penulis: Hamid