Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo Tutup, PAD Manggarai Barat Terhambat
Dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur terhadap pendapat asli daerah Manggarai Barat (Mabar) di sektor pariwisata
LABUANBAJOVOICE.COM | Penutupan jalur penerbangan di Bandara Udara Internasional Komodo Labuan Bajo sejak Sabtu, 9 November 2024 lalu, memiliki dampak terhadap kunjungan wisatawan ke daerah terhambat.
Penutupan bandara ini merupakan langkah yang diambil pihak otoritas bandara udara Internasional Komodo Labuan Bajo, karena sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur hingga ujung barat Pulau Flores.
“Sejak tanggal 9 (November 2024) sampai hari ini tidak ada penerbangan, baik masuk maupun keluar di Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Manggarai Barat, Stefanus Jemsifori, Senin (11/11).
Menurut Stefanus, dampak terhadap penutupan sementara bandara Internasional Komodo Labuan Bajo bukan hanya orang-orang di daerah saja. Melainkan wisatawan domestik maupun mancanegara yang sudah memiliki jadwal untuk berwisata ke Labuan Bajo, juga merasakan hal yang sama.
“Baik yang hendak masuk ke Manggarai Barat maupun yang hendak keluar,” ujar Kepala Disparekrafbud Manggarai Barat itu.
Menurut dia, bagi wisatawan yang sudah berada di Labuan Bajo sebelum diberlakukan penutupan bandara ini, wisatawan tersebut mengalami pembengkakan biaya. Ada tambahan untuk biaya penginapan, makan dan kebutuhan lain-lain yang tak terduga.
Sedangkan, tambah dia, bagi wisatawan yang saat ini sudah memiliki agenda trip wisata ke Labuan Bajo, akhirnya tertunda. Dan ini cukup berdampak terhadap jadwal pribadi terhadap wisatawan yang sudah memiliki perencanaan perjalanan wisata diakhir tahun ini.
Selain itu, tambah Stefanus, yang berdampak juga terhadap agen trip wisata di daerah, tour (pemandu wisata), restoran maupun hotel.
“Jadi, tamu yang datang ke kota ini biasanya pesan nya sudah jauh-jauh hari, sudah deal (kesepakatan) nya jauh-jauh hari,” jelas Stefanus.
Dia berpesan, bagi wisatawan yang sudah memiliki kesepakatan dengan agend trip sebelumnya, agar bisa didiskusikan kembali dengan bijak.
Karena, menurut dia, tentu sebelumnya kedua bela pihak sudah melakukan kesepakatan dan perjanjian-perjanjian. Bahkan, mungkin ada tamu yang sudah melakukan pembayaran lunas diawal ke agend tour.
“Jadi ini juga mesti didiskusikan dengan baik supaya citra dan kesan pariwisata nya itu tidak terganggu,” pesan Stefanus.
“Saya berpikir, tidak ada jalan lain harus secara terbuka dan transparan dan jujur menyampaikan situasi ini kepada tamu wisatawan, baik domestik maupun mancanegara yang hendak masuk ke daerah ini. Hendak disampaikan dengan baik,” tambahnya.
Penundaan terhadap kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo juga, memiliki dampak terhadap target pendapat asli daerah (PAD) Kabupaten Manggarai Barat akhir tahun ini di sektor pariwisata mengalami penurunan.
“Harapan-harapan pemerintah untuk tambahan PAD di akhir-akhir tahun ini sudah menjadi sedikit terhambat,” kata Stefanus.
Dikatakan Kepala Disparekrafbud Manggarai Barat itu, kondisi ini memang diluar prediksi dan tidak bisa hindari. Karena ini merupakan bencana alam, itu diluar kemampuan kita sebagai manusia.
Dia berharap, satu dua hari kedepan ini kondisi bisa kembali normal, dan akses penerbangan bisa dibuka kembali. Sehingga wisatawan yang sudah memiliki jadwal kunjungan wisata ke Labuan Bajo bisa datang.
Selain itu, lanjut dia, wisatawan yang sudah berlama-lama di Labuan Bajo, bisa kembali ke daerah masing-masing, dan bisa melanjutkan jadwal perjalanan wisata ke daerah lain yang sudah dijadwalkan oleh wisatawan tersebut.
“Sambil kita berharap dan berdoa, semoga situasi ini cepat berlalu dan pulih kembali,” harap Stefanus.
Penulis: Hamid