LABUANBAJOVOICE.COM — Dalam upaya memperkuat hilirisasi produk unggulan daerah melalui program “One Village One Product” (OVOP), Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Republik Indonesia bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyerahkan secara simbolis izin edar kepada 45 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di NTT.
Kegiatan strategis ini berlangsung di Aula Sekretariat Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Senin (14/7/2025), dan dihadiri langsung oleh Kepala Badan POM RI, Prof. Dr. Taruna Ikrar; Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wakil Bupati Manggarai Barat, dr. Yulianus Weng serta sejumlah pejabat daerah dan pelaku usaha.
Kepala Badan POM RI, Prof. Taruna Ikrar, menegaskan bahwa pemberian izin edar ini tidak hanya menjadi syarat legalitas semata, tetapi juga pintu masuk produk UMKM menuju pasar nasional bahkan internasional.
“Produk yang telah mendapatkan sertifikasi dari Badan POM tidak hanya dijual di dalam negeri, tetapi juga berpotensi menembus pasar global. Artinya, UMKM kita dapat menjadi pemain utama dalam perdagangan internasional jika memenuhi standar keamanan dan mutu,” ujar Taruna.
Ia juga menyampaikan bahwa kontribusi Badan POM terhadap ekonomi nasional sangat signifikan, yakni mencapai Rp6.000 triliun dari berbagai sektor industri pangan, farmasi, kosmetik, hingga suplemen kesehatan.
Taruna menjelaskan lebih jauh bahwa keberadaan Badan POM sangat strategis dalam konteks gejolak ekonomi global dan perubahan iklim. Penjaminan mutu dan keamanan pangan menjadi isu global yang erat kaitannya dengan daya saing bangsa.
“Dunia saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan seperti perang, perubahan iklim, dan pertumbuhan populasi. Dalam konteks itu, Badan POM tidak hanya menjamin keamanan produk dalam negeri, tetapi juga menjadi pintu gerbang keamanan produk global,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan sumber daya lokal NTT, termasuk kekayaan herbal tradisional yang dinilai sangat potensial untuk dikembangkan menjadi produk kesehatan berkualitas global.
Tak hanya berbicara regulasi, Taruna juga menekankan aspek keberlanjutan. Ia melaporkan bahwa dalam setiap kunjungan kerjanya, termasuk ke NTT, dirinya selalu menyisipkan aksi tanam pohon sebagai bentuk kontribusi terhadap kelestarian lingkungan.
“Planet kita tidak bertambah besar, tapi jumlah penduduknya terus meningkat. Kita perlu menjaga keseimbangan lingkungan. Karena itu saya selalu tanam pohon di setiap daerah yang saya kunjungi, termasuk pagi ini di Manggarai Barat,” katanya.
Ia berharap gerakan ini bisa menjadi contoh nasional bahwa pertumbuhan ekonomi juga harus sejalan dengan keberlanjutan ekologi.
Penyerahan izin edar kepada 45 UMKM hari ini menjadi tonggak penting bagi NTT dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis produk lokal yang aman dan berkualitas.
Produk-produk tersebut mencakup pangan olahan, minuman khas, jamu tradisional, hingga kosmetik berbahan alami.
Badan POM juga membuka peluang untuk mendampingi pelaku usaha dalam pengembangan produk berbasis wellness, sejalan dengan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan di Indonesia, seperti yang telah berjalan di Bali.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan