Sosial & Pendidikan

Manggarai Barat Didominasi Bencana Tanah Longsor

Daerah Kabupaten Manggarai Barat memiliki potensi yang cukup besar terhadap bencana longsor, terutama di daerah ketinggian

LABUANBAJOVOICE.COM | Wilayah Kabupaten Manggarai Barat berdasarkan bencana yang terjadi, di dominasi oleh bencana tanah longsor. Bahkan ada kejadian pada tahun 2019 lalu di Kecamatan Mbeliling, yang menyebabkan 8 orang meninggal dunia akibat dari tanah tanah longsor.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, Yohanes B. Stat, Rabu (20/11) lalu pada saat menghadiri kegiatan dialog bersama Forum Pengurangan Risiko Bencana Kabupaten Manggarai Barat di aula Hotel Prundi Labuan Bajo.

“Jadi untuk Kabupaten Manggarai Barat, memang berdasarkan bencana yang terjadi memang di dominasi oleh tanah longsor. Hampir semua kecamatan kita ini tanah longsor,” ujar Sekretaris BPBD Manggarai Barat, Yohanes.

Menurut Yohanes, jika mengacu pada kajian risiko bencana di Kabupaten Manggarai Barat, ada 9 jenis bencana alam. Dan bencana alam itu ada dua jenis sifatnya yaitu, bencana karena geologi dan hidrometeorologi.

Baca Juga:  Perahu yang Digunakan Dua Warga Sikka Mengalami Mati Mesin di Perairan Pulau Sukun, Begini Kondisi Korban

Dia menambahkan, bencana alam geologis itu
bencana alam yang terjadi akibat faktor dari dalam bumi, seperti tenaga dari dalam kerak bumi. Contoh adalah gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan tanah longsor.

Sedangkan, lanjutnya, bencana alam hidrometeorologi, bencana alam yang terjadi akibat perubahan iklim atau cuaca, dan lebih berhubungan dengan kondisi atmosfer. Contoh adalah banjir, kekeringan, badai, angin topan, kebakaran hutan dan lahan, dan gelombang ekstrim.

“Kalau melihat secara topografi kabupaten ini, ada beberapa wilayah kecamatan yang memiliki daerah ketinggian itu berpotensi adanya bencana tanah longsor,” ungkap Sekretaris BPBD Manggarai Barat.

Adapun kecamatan-kecamatan rawan terhadap tanah longsor itu, menurut Yohanes, diantaranya Kecamatan Kuwus, Kecamatan Kuwus Barat, Kecamatan Ndoso, Kecamatan Mbeliling, Kecamatan Sano Nggoang, sedikitnya di Kecamatan Boleng dan juga sedikit di Kecamatan Komodo.

Baca Juga:  Masyarakat Beri Apresiasi buat Camat Komodo dengan Ide Pasar Rakyat di Desa Tiwu Nampar dalam Rangka Menyongsong HUT RI Ke-79

Daerah Kabupaten Manggarai Barat memang cukup rawan terhadap bencana alam. Namun, upaya untuk mengurangi risiko bencana terhadap masyarakat adalah hal yang menjadi prioritas utama oleh pemerintah daerah (Pemda) melalui BPBD.

“Jadi potensi itu ada. Memang kita tidak bisa hindari, tetapi upaya untuk mengurangi risiko kalau terjadi itu yang menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dalam hal ini BPBD,” kata dia.

Baca Juga:  Mendekati Hari Bhayangkara Ke 78, Kapolres Mabar Kunjungi Para Purnawirawan dan Warakawuri Polri di Labuan Bajo

Upaya itu kata Yohanes, BPBD kolaborasi dengan Proyek Prakarsa Ketangguhan Bencana Indonesia (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project, IDRIP) melakukan sosialisasi di 6 desa hingga pembentukan relawan desa.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button