Pariwisata

Komodo di Loh Sebita Lebih Ganas daripada di Loh Liang

Populasi hewan Komodo tahun 2023 lebih banyak di enam tahun terakhir

LABUANBAJOVOICE.COM | Ora (sebutan warga lokal untuk komodo) di Loh Sebita terkenal lebih ganas daripada yang berada di Loh Liang, meski masih berada dalam satu pulau yang sama, yakni Pulau Komodo.

Loh Sebita berada di zona inti Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, tepatnya di sisi barat Pulau Komodo. Lokasi ini jarang dikunjungi wisatawan. Tak heran kadal raksasa yang hidup di sana lebih buas.

“Di sini tidak ada wisatawan, paling dari Loh Liang dia jalan ke sini terus balik lagi tapi tidak semua hanya sesekali, namanya wisata terbatas,” jelas Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Urbanus Sius, saat mendampingi sejumlah jurnalis mengunjungi Loh Sebita, Kamis 5 September 2023.

Di Lob Sebita berdiri satu Pos Jaga BTNK, bentuknya mirip rumah panggung dan dipagar keliling menggunakan bambu. Tingginya kurang lebih 1,5 meter. Ada empat petugas BTNK yang berjaga di sana, mereka berganti tugas setiap sepuluh hari.

“Empat itu dibagi sepuluh hari pertama dua, sepuluh hari kedua gantian,” kata Urbanus.

Dari pengamatan terlihat 5 ekor komodo yang berada persis di luar pagar pos jaga. Awalnya hewan purba itu berteduh di bawah pohon bidara. Melihat ada manusia komodo berjalan mendekat ke pagar. Jurnalis dan komodo hanya dibatasi pagar. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk mengambil gambar secara dekat.

Urbanus menjelaskan walaupun komodo hanya diam, namun kaki belakangnya dalam posisi siap untuk menerkam mangsa. Cara mengalihkan perhatian kadal raksasa itu adalah dengan melempar batu ke arah berlawanan.

“Itu cara untuk mengalihkan perhatian karena mereka kira yang dilempar itu makanan,” kata Urbanus.

Baca Juga:  Pilgub NTT 2024: Dibelakang Melki-Johni ada Tiga Presiden yang Berikan Dukungan

Di sekitar rumah panggung juga terlihat banyak hewan lain seperti kerbau, babi hutan hingga rusa. Hewan-hewan itu merupakan pakan dari komodo. Walaupun mangsanya dekat, komodo tak langsung menerkam. Menurut Urbanus siklus makan fauna purba ini dapat dilakukan satu kali dalam sebulan.

Baca Juga:  Ketua Gerindra Manggarai Barat Diundang Kadernya Hadiri Launching Brand Molas Lembor

“Mungkin komodonya belum lapar,” kata Urbanus.

Paskalis Yansen petugas jaga di Pos Loh Sebita menyebut komodo di sana lebih ganas dibandingkan yang ada di Lob Liang pasalnya jarang bertemu manusia.

“Ganas sekali komodo di sini karena jarang lihat orang banyak, beda sama yang di Loh Liang yang setiap hari lihat wisatawan, jadi mereka anggap biasa,” jelas Yansen.

Untuk melindungi sumber pakan komodo, BTNK selalu menggelar patroli rutin di kawasan Taman Nasional Komodo. Itu salah satu upaya agar komodo tetap lestari.

Komodo (Varanus komodoensis) adalah salah satu hewan purba yang hidup hanya di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan beberapa pulau lain di sekitarnya.

Baca Juga:  Destinasi Wisata Alam Tersembunyi di Kampung Nobo Manggarai Barat

Secara tampilan, komodo adalah obyek wisata. Setiap tahunnya ratusan ribu pelancong datang untuk mengetahui cara komodo memburu dan memakan mangsa, ukurannya, berkembang biak, menjalani kehidupan, lama umurnya, kekuatan dan daya tahannya. Bagi Indonesia, khususnya Labuan Bajo NTT, komodo adalah devisa.

“Saya ajak teman-teman ke sana supaya bisa merasakan langsung bagaimana petugas kami untuk mengamankan aset (komodo) yang sangat berharga ini,” ungkap Kepala BTNK Hendrikus Rani Siga.

Tahun 2023 populasi komodo di Taman Nasional Komodo berjumlah 3.396 ekor tersebar di lima pulau yaitu Pulau Komodo 1.694 ekor, Pulau Rinca 1.509, Pulau Kode 92, Pulau Motang 72, dan Pulau Padar 31.

Populasi komodo tahun 2023 menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir. Sejak 2018-2021 jumlah komodo terus meningkat, sempat turun di tahun 2022 namun kembali naik pada 2023.

Penulis: Hamid

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

https://t.me/labuanbajovoice
Back to top button