Myanmar Produsen Narkoba Terbesar di Asia Tenggara, Kepala BNN Sebut ada Potensi Beredar di Labuan Bajo
Kepala BNN RI, Marthinus Hukom sebutkan empat latarbelakang dibangunnya kantor BNNK di Labuan Bajo
LABUANBAJOVOICE.COM | Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Marthinus Hukom mengungkap latar belakang akan dibangunnya kantor BNN Kabupaten (BNNK) di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur karena didasari Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai 10 destinasi prioritas oleh pemerintah Indonesia.
“Yang jelas, sejak beberapa tahun lalu Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai 10 destinasi prioritas oleh pemerintah Indonesia, dan ini sangat baik sekali,” ujar Martinus usai penandatanganan MoU dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah antara Pemda Mabar dengan BNN RI, Selasa (20/8/2024) siang.
Kita tahu, lanjut Marthinus katakan, bahwa daerah Labuan Bajo memiliki alam yang sangat eksotis dan cocok untuk membangun destinasi prioritas wisata yang sangat bisa dikatakan premium berkelas.
“Lalu, apa hubungannya dengan BNN. Yang jelas ketika kita berbicara tentang pariwisata kita berbicara tentang perkembangan pergerakan manusia. Dan setiap pergerakan perkembangan manusia paling tidak ada empat konsekuensinya,” ujar Kepala BNN RI itu.
Empat konsekuensi itu menurut dia, perkembangan pergerakan manusia itu sendiri, perkembangan pergerakan barang yang dibawah oleh orang, pergerakan transportasi berupa uang atau modal dan pergerakan gagasan-gagasan manusia.
“Lalu apa hubungannya dengan BNN,” ujar Marthinus.
Menurut dia, di daerah yang sudah terbuka untuk umum, bahkan di kampung-kampung pun narkoba sudah mulai menjalar kemana-mana. Contoh ia sebutkan, di Sumatra narkoba sudah menyasar para pekerja perkebunan, pertambangan, dan pelaku-pelaku wisata.
“Maka, sejak awal kami harus bisa mengantisipasi perkembangan yang akan berkembang di Manggarai Barat, dalam hal ini saya sebagai kepala BNN melihat potensi itu. Dan kita tetap harus bisa menjaga,” jelasnya.
Martinus mengatakan, selain kita menjaga dan mendukung kebijakan pemerintah telah dibuka akses penerbangan internasional sebagai upaya untuk membangun devisa atau meningkatkan devisa bagi negara. Dan ini juga meningkatkan perkembangan pertumbuhan perekonomian di wilayah ini.
“Tapi kita harus tetap jaga daerah ini dari pengaruh-pengaruh negatif. Maka kita secara struktural, BNN bekerjasama dengan pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati dan jajaran untuk mengantisipasi sejak awal,” tutur Kepala BNN RI itu.
Menurut Martinus, Pemerintah Manggarai Barat hari ini betul-betul sudah melihat potensi itu. Apalagi ia sudah mendapatkan informasi bahwa tanggal 3 September ini ada penerbangan internasional yang mulai diberlakukan yaitu dari Malaysia dan Singapura.
“Hari ini produsen narkoba terbesar di dunia adalah Asia Tenggara, Myanmar dekat sekali dengan Indonesia. Dan pengalaman-pengalaman kita mengungkap narkoba itu mereka masuk baik lewat pintu laut, perbatasan maupun pintu udara yaitu penerbangan,” ungkapnya.
Maka, tambah dia, tidak menutup kemungkinan narkoba itu bisa masuk ke Labuan Bajo, dan kita siap untuk menghadapi mereka dengan segala konsekuensi dan kita bekerja sama
“Pesan saya buat para pelaku-pelaku, para pengedar gelap narkoba ini, jangan coba-coba masuk, kita siap menghadapi mereka,” tegas Martinus.
Penulis: Hamid