Theresia juga menyoroti perlunya perubahan pola pikir pengurus koperasi desa mengenai penyusunan proposal.
“Proposal ke pemerintah biasanya hanya berisi usulan. Tapi proposal bisnis harus menunjukkan komitmen dan kemampuan membayar. Misalnya kenapa membutuhkan dana Rp1 miliar, itu harus disertai analisis usaha dan perhitungan yang logis,” katanya.
Para dosen dari Binus hadir memberikan pelatihan intensif kepada para peserta yang diibaratkan menjadi “mahasiswa sehari” dalam mempelajari teknik penyusunan proposal bisnis koperasi.
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan BUMN seperti Bank Himbara, Bulog, PT Pos Indonesia, dan PLN, serta unsur perguruan tinggi.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat menjadi katalis dalam memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis koperasi di tingkat desa.
Theresia menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen mendorong seluruh koperasi desa di Manggarai Barat agar beroperasi dengan sistem administrasi yang tertib, transparan, dan profesional.
Tinggalkan Balasan