YBLL dan PT. Freeport Indonesia Lakukan Penandatanganan Kerjasama di Labuan Bajo

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid. Foto: HO

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp LabuanBajoVoice.Com

+ Gabung

Kesempatan sama, Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid setidaknya ada dua tantangan utama dalam pengembangan ekonomi restoratif dan berkelanjutan di Indonesia, yaitu kesenjangan investasi dan kebijakan yang masih terbatas. Mengacu laporan terbaru dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Indonesia diperkirakan butuh Rp892 triliun hingga 2045 untuk melaksanakan strategi ekonomi restoratif di berbagai sektor secara efektif.

“Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, kita harus mendorong impact investment dan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Hal ini perlu didukung oleh kebijakan yang bisa menarik minat investor untuk berinvestasi yang memberikan dampak berkelanjutan pada masyarakat sekitar, lingkungan dan juga bisnis,” terang Arsjad.

Bacaan Lainnya

Ketua Umum Kadin Indonesia berikan contoh, misalnya, melalui penerapan kebijakan pajak progresif yang berkeadilan atau insentif lainya bagi inisiatif restoratif dan berkelanjutan.

IID dirancang sebagai wadah untuk menghubungkan penggerak dampak (impact drivers), seperti perusahaan sosial, organisasi komunitas, dan LSM, dengan pendukung dampak (impact enablers), termasuk investor, donor, dan organisasi filantropi. Melalui IID, Kadin Indonesia bersama YBLL sekaligus menyorotkan sejumlah inisiatif dan kolaborasi inisiatif restorasi dan keberlanjutan, khususnya di daerah-daerah terluar dan terdepan, dengan penekanan khusus pada potensi yang belum dimanfaatkan di Indonesia Timur.

Pos terkait