Disparekrafbud, lanjut Stefanus, akan berperan dalam mendiskusikan dampak insiden ini terhadap sektor pariwisata dan mendorong langkah-langkah pemulihan ekosistem laut yang rusak.
P3Kom: Ini Sudah Kedua Kalinya Terjadi di Sebayur Kecil
Sementara itu, Ketua Persatuan Penyelam Profesional Komodo (P3Kom), Marsel Betong, membenarkan peristiwa perusakan terumbu karang oleh kapal Apik di lokasi penyelaman dive spot Sebayur Kecil.
“Lokasi kejadian di dive spot Sebayur Kecil. Nama kapal Apik,” ujarnya, Sabtu (26/10).
Marsel mengungkapkan, kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi. Berdasarkan catatan P3Kom, peristiwa serupa sudah pernah terjadi sebelumnya di lokasi yang sama pada tahun ini.
“Menurut data kami, ini yang kedua di Sebayur Kecil,” jelasnya.
Ia menilai, insiden tersebut mencerminkan minimnya pemahaman kapten kapal terhadap pentingnya ekosistem laut dan fungsi terumbu karang sebagai rumah bagi biota laut sekaligus sumber ekonomi masyarakat lokal.
“Kurangnya pemahaman kapten mengenai kehidupan dan fungsi terumbu karang terhadap kehidupan manusia, baik secara biologis maupun ekonomi. Kurangnya pengawasan oleh pihak otoritas,” tegas Marsel.





Tinggalkan Balasan