“Status pekerjaan dalam survei kami diklasifikasikan berdasarkan pola kerja, seperti berusaha sendiri atau bekerja sebagai buruh. Tapi kami tidak memisahkan sektor bisnis secara eksplisit,” kata Ikhe.
Keterbatasan ini menyulitkan pemetaan pertumbuhan sektor wirausaha muda secara rinci, meskipun sektor ini sangat penting dalam mendorong pembangunan ekonomi berbasis generasi muda.
Data Sakernas juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan turut memengaruhi keterlibatan pemuda dalam dunia kerja.
“Sebanyak 26.360 orang pemuda yang bekerja tercatat berpendidikan SMA atau lebih tinggi, setara dengan 56,82 persen,” ungkap Ikhe.
Sementara itu, sebanyak 9.593 orang (20,68%) hanya mengenyam pendidikan terakhir hingga SMP, dan 10.437 orang (22,50%) berpendidikan maksimal SD atau tidak tamat sekolah dasar.
Angka ini menegaskan bahwa pendidikan menengah atas memiliki peran krusial dalam mendorong partisipasi pemuda dalam dunia kerja yang lebih luas dan formal.
Potret angkatan kerja pemuda di Kabupaten Manggarai Barat masih didominasi oleh pekerja informal dan keluarga.
Tinggalkan Balasan