Stefan juga mengapresiasi kontribusi dunia akademik sebagai mitra strategis dalam merumuskan kebijakan yang tidak hanya visioner, tetapi juga berbasis bukti ilmiah.
“Riset dan rekomendasi akademis menjadi peta jalan yang memandu kami dalam meningkatkan kualitas destinasi. Ke depan, kami mendorong integrasi seluruh kantor asosiasi pariwisata di satu lokasi agar koordinasi lebih efisien,” tambahnya.
FGD ini menjadi bagian dari penelitian program BIMA yang digagas Kemendikbudristek dan dikerjakan oleh tim peneliti gabungan UNY dan STIE Kumala Nusa.
Perwakilan tim peneliti, Prof. Tony Wijaya, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberi kesempatan emas untuk berdialog langsung dengan para pelaku industri dan pemangku kebijakan lokal.
“Diskusi ini sangat berharga untuk memahami kondisi aktual Labuan Bajo secara mendalam. Kami berharap hasilnya tidak hanya bermanfaat secara akademis, tetapi juga memberikan kontribusi strategis bagi penguatan industri pariwisata,” ungkapnya.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan asosiasi pariwisata, pelaku usaha, dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Tinggalkan Balasan