Chrispin menegaskan, fenomena ini tidak hanya terkait sains dan data geofisika, tetapi juga erat kaitannya dengan pariwisata.

Menurutnya, Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas mampu memadukan ilmu pengetahuan, edukasi, dan keajaiban alam dalam satu paket pengalaman kelas dunia.

“Kita ingin mengirim pesan kuat dari Labuan Bajo bahwa Indonesia tidak hanya memiliki keindahan bawah laut dan daratan, tetapi juga langit malam yang memukau. Setiap foto, video, dan cerita yang lahir malam ini akan menjadi promosi pariwisata yang tak ternilai harganya,” tambahnya.

Chrispin juga mengajak masyarakat untuk menikmati setiap detik proses gerhana, sekaligus mendokumentasikannya agar bisa dibagikan kepada dunia.

“Mari kita jadikan malam ini sebagai bukti bahwa Labuan Bajo dan Indonesia adalah rumah bagi ilmu pengetahuan dan wisata langit. Semoga cuaca malam ini cerah di Labuan Bajo maupun di titik pengamatan lainnya,” tutupnya.

Acara pengamatan gerhana bulan total di Labuan Bajo ini menjadi bagian dari kolaborasi sains dan pariwisata, sekaligus menegaskan posisi Labuan Bajo sebagai panggung promosi destinasi super prioritas Indonesia di mata dunia.**