“Langkah yang diambil oleh Kepala Desa Macang Tanggar patut diapresiasi. Ini adalah contoh kepemimpinan desa yang progresif dan visioner dalam memperkuat ketahanan pangan. Desa memang seharusnya menjadi benteng pertama dalam memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat,” tegasnya.

Ia menambahkan, kolaborasi ini tidak akan berjalan optimal jika petani bergerak sendiri-sendiri. Diperlukan pengorganisasian kelompok tani, semangat gotong royong, dan pendampingan berkelanjutan agar produksi pangan memenuhi standar dan kebutuhan program MBG.

Kolaborasi SPPG Mberata dengan para petani ini diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi desa-desa lain di Kabupaten Manggarai Barat.

“Kita menunggu langkah-langkah nyata yang bisa direplikasi di wilayah lain. Semoga kerja sama ini menjadi inspirasi bagi seluruh SPPG untuk memperkuat ketahanan pangan dari desa,” kata Warus.

Langkah sinergis ini juga dinilai mampu menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan. Petani memperoleh pasar yang pasti, sementara dapur gizi mendapat suplai pangan segar dengan kualitas terjaga.