Dalam keterangan kepada awak media di Labuan Bajo, Sabtu (1/11/2025), Dr. Angga Dwiartama menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi dan pangan berbasis teknologi cerdas dan kearifan lokal.
“Sebagai desa yang berbatasan dengan kawasan Taman Nasional Komodo, penduduk Pasir Panjang memiliki keterbatasan dalam memanfaatkan lahan untuk pertanian. Gangguan dari hewan liar dan ternak yang berkeliaran bebas menjadi kendala utama,” ujar Dr. Angga.
Untuk mengatasi kendala tersebut, tim ITB menerapkan pendekatan climate smart farming dan pertanian rumah tangga terintegrasi, yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya lokal, inovasi teknologi sederhana, serta pengolahan pasca panen yang berkelanjutan.
Program ini mencakup lima kegiatan utama:
- Pengenalan teknologi fish finder bagi nelayan lokal guna melengkapi pengetahuan tradisional mereka dalam produksi pangan laut.
- Penerapan hidroponik rumah tangga untuk budidaya sayuran sehat di lahan terbatas.
- Pengembangan resep olahan pangan lokal bernilai ekonomi tinggi untuk mendukung wisata kuliner sehat.
- Penerapan pertanian terintegrasi skala rumah tangga, menggabungkan produksi ternak dan pengolahan limbah organik.
- Pengenalan teknologi sederhana perlindungan pasca panen agar produk pangan lebih tahan lama dan higienis.
Fokus utama kegiatan ini adalah pemberdayaan perempuan, khususnya ibu rumah tangga dan wanita muda.





Tinggalkan Balasan