Kata-katanya tidak berlebihan—kelor yang dikenal sebagai “pohon ajaib” karena kandungan vitamin A, C, E, kalsium, kalium, dan protein nabati yang luar biasa, kini diolah dengan teknik modern yang membuatnya layak berada di meja makan kelas atas.
Chef Stanley bahkan menunjukkan contoh aplikasi modern berupa Velouté Kelor & Udang Asap—hidangan yang mencerminkan filosofi mengangkat bahan lokal melalui penceritaan kuliner yang mendalam.
Tidak hanya di masakan, kelor juga memiliki peran penting di Indonesia. Seperti yang diketahui, selain digunakan dalam sayur kelor dan urap kelor, bahan ini juga menjadi bagian dari pengobatan herbal (jamu) dan ritual spiritual sebagai simbol pemurnian dan perlindungan. Acara ini berhasil menyatukan semua aspek itu—tradisi dan modernitas—dalam satu panggung.
Di sisi lain, Chef Nehemia Eka Christfian membawa pengalaman dan keahlian yang tak tertandingi. Seorang ahli pendidikan kuliner yang menempuh studi D3 di Surabaya, D4 di Bali, dan menyelesaikan Culinary Master di “ALAMA” Italia, Chef Nehemia telah membangun karir yang mengesankan sejak tahun 1987.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan