Ia juga menambahkan, 40 persen lintasan harus ditempuh dengan berjalan kaki karena medan berbukit yang ekstrem.

“Biasanya kalau 5K saya tidak jalan, tapi kali ini 40 persen saya jalan. Meski begitu, pengalaman ini luar biasa,” tambahnya.

Kehadiran pelari dengan kostum tradisional seperti Oshin menambah nuansa berbeda pada Golo Mori Sunset Run 2025. Event ini tidak sekadar menjadi ajang olahraga, tetapi juga media promosi budaya dan pariwisata NTT.

Dengan menampilkan kostum tradisional, peserta tidak hanya berkompetisi dalam olahraga lari, tetapi juga memperkenalkan warisan budaya Nusantara kepada masyarakat dan wisatawan yang hadir.

Hal ini mempertegas posisi Golo Mori sebagai destinasi wisata premium yang mendukung sport tourism sekaligus pelestarian budaya lokal.

Sebagai event perdana, Golo Mori Sunset Run berhasil menarik perhatian bukan hanya karena jalurnya yang menantang, tetapi juga karena pemandangan senja yang eksotis di tepian laut Manggarai Barat.

Perpaduan olahraga, alam, dan budaya menjadikan event ini sebagai momentum baru pengembangan sport tourism di Labuan Bajo.