Menurutnya, kutipan tersebut mengingatkan bahwa fenomena seperti gerhana merupakan bukti nyata keteraturan dan prediktabilitas alam semesta yang dapat dihitung serta dijelaskan secara ilmiah.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika Bumi berada tepat di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangan Bumi menutupi seluruh permukaan Bulan.
Fenomena ini telah dipelajari sejak zaman kuno dan menjadi salah satu dasar pengembangan ilmu pengetahuan modern.
“Aktivitas ilmiah seperti pengamatan gerhana adalah kesempatan bagi kita untuk terus belajar, bertanya, dan menginspirasi generasi muda agar mencintai sains. Dari fenomena malam ini, kita bisa memetik pelajaran penting tentang waktu, gravitasi, dan keterhubungan antar benda langit,” lanjut Arief.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Pariwisata, serta partisipasi masyarakat dan pelajar dalam kegiatan ini.
Acara pengamatan Gerhana Bulan Total ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang ilmiah, tetapi juga momentum kebersamaan yang mempererat hubungan antar warga dan meningkatkan literasi sains di daerah pariwisata super premium seperti Labuan Bajo.
Tinggalkan Balasan