Fenomena Matahari Bercincin Bertepatan dengan Pentahbisan Uskup Labuan Bajo, Ini Penjelasannya

Kondisi matahari dilingkari cicin besar diatas langit-langit di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Foto: HO

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp LabuanBajoVoice.Com

+ Gabung

LABUANBAJOVOICE.COM | Masyarakat di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat dan sekitarnya digegerkan oleh sebuah fenomena alam yang terjadi pada siang hari ini, Jum’at (01/11). Fenomena alam tersebut membuat posisi matahari berada di tengah lingkaran besar menyerupai cicin.

Bahkan fenomena alam ini diabadikan oleh masyarakat dan dibagikan diberbagai platform media sosial, baik itu facebook, WhatsApp maupun platform media sosial lainnya. Pasalnya, fenomena alam ini bertepatan dengan pentahbisan Uskup Perdana Keuskupan Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus.

Bacaan Lainnya

Kepala Kantor BMKG Stasiun Meteorologi Kelas IV Komodo, Maria Patricia Christin Seran, Jumat (01/11) sore, mengungkapkan penyebab terjadi fenomena alam, dimana posisi matahari berada di dalam lingkaran besar berbentuk cicin.

“Fenomena alam yang terjadi hari ini di atas langit Labuan Bajo ketika matahari terlihat dikelilingi bulatan seperti cincin yang adalah “Halo”. Fenomena ini adalah peristiwa alam biasa seperti halnya pelangi,” ujar Maria.

Menurut dia, halo adalah fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari yang merupakan pembiasan sinar matahari oleh awan tinggi.

“Halo merupakan fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya, disebabkan adanya pembelokan cahaya oleh kristal es di lapisan awan tinggi yakni awan Cirrus,” terang Kepala Kantor BMKG Stasiun Meteorologi Kelas IV Komodo itu.

Dia menambahkan, awan ini berada pada ketinggian 5 – 10 km dari permukaan bumi. Karena ketinggiannya (suhu dingin dibawah 0 derajat celcius) awan ini membentuk butiran lembut kristal es berbentuk prisma.

“Cahaya matahari direfleksikan dan dibiaskan oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma sehingga sinar matahari menjadi terpecah ke dalam beberapa warna dan dipantulkan kearah tertentu, sama seperti pada pelangi,” katanya.

Maria mengatakan, fenomena ini sering terlihat pada siang hari, ketika kondisi cuaca mendukung dan awan cirrus hadir di langit.  Menghasilkan efek visual yang menakjubkan tanpa dampak berbahaya bagi pengamat.

Penulis: Hamid

Pos terkait