Data potensi desa serta sensus ekonomi, lanjutnya, akan menjadi instrumen utama untuk menyiapkan arah pembangunan Manggarai Barat yang berkelanjutan.
Laurensius juga menekankan urgensi penerapan Satu Data Indonesia di tingkat lokal yang dikenal dengan Satu Data Manggarai Barat.
Ia menyoroti persoalan perbedaan data antarinstansi yang sering menimbulkan kebingungan dan memperlambat pengambilan keputusan.
“Tanpa data tunggal, setiap instansi bisa saja berjalan dengan angka masing-masing. Akibatnya, kebijakan bisa meleset, perencanaan bisa salah arah, dan pembangunan bisa tidak tepat sasaran,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Manggarai Barat.
Menurutnya, Data Tunggal Manggarai Barat akan menggambarkan realitas daerah secara menyeluruh, mulai dari jumlah sawah, produksi padi, tenaga kerja yang terserap, perkembangan UMKM, hingga kondisi ekonomi masyarakat.
Ia menegaskan bahwa OPD di lingkup Pemkab Manggarai Barat memiliki peran strategis dalam menghasilkan data sektoral yang valid.
Tinggalkan Balasan