Menurut Maria, ada beberapa faktor yang memicu terjadinya hujan:

Melintasnya gelombang ekuator Rossby yang memengaruhi pergerakan awan hujan.

Suhu muka laut di perairan NTT yang relatif lebih hangat sehingga mendukung proses pembentukan awan.

Kondisi Indian Ocean Dipole (IOD) netral dengan nilai -1.04, yang sedikit berkontribusi pada peningkatan curah hujan di Indonesia bagian timur.

Meski demikian, Maria menegaskan bahwa BMKG Klimatologi NTT hingga kini belum merilis prediksi resmi awal musim hujan 2025/2026 untuk wilayah NTT.

“Secara nasional, prakiraan musim hujan 2025/2026 telah diumumkan pada 28 Agustus lalu. Namun khusus NTT, kami masih menunggu rilis resmi dari stasiun klimatologi,” ujarnya.

Dalam siaran pers nasional tersebut, BMKG memperkirakan musim hujan tahun ini akan datang lebih cepat dengan puncak bervariasi di tiap wilayah.

Beberapa daerah di Indonesia bahkan sudah memasuki musim hujan sejak Agustus 2025 dan diperkirakan meluas ke sebagian besar wilayah pada September–November 2025.