Ajang ini tidak hanya menjadi panggung kompetisi, tetapi juga ruang edukasi budaya bagi generasi muda untuk terus menjaga dan mencintai warisan seni daerahnya.
Kegiatan tersebut memperlihatkan bagaimana Parapuar menjadi wadah regenerasi pelaku seni muda yang berpotensi mengangkat nama Labuan Bajo di masa depan.
Selain lomba tari, panggung budaya juga dihidupkan oleh penampilan Sanggar Tate Kind Art x SMKN 3 Komodo dan Any and Friends, yang memukau penonton dengan kolaborasi musik dan tari khas Nusa Tenggara Timur.
Pertunjukan ini menjadi simbol harmoni antara tradisi dan inovasi, menggambarkan dinamika budaya Flores yang terus berkembang tanpa kehilangan akar lokalnya.
Sejumlah pelaku UMKM lokal juga turut meramaikan acara dengan menampilkan produk kuliner dan kerajinan khas daerah.
Brand lokal seperti Kuliner Sekangku, Ngemil Di Bajo, dan Chyen Food memperkenalkan cita rasa otentik Flores kepada para pengunjung dan wisatawan.
Event ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh lintas instansi, di antaranya Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Kementerian Koordinator Perekonomian, Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Adyatama Kepariwisataan & Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, serta perwakilan dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, Abang None DKI Jakarta 2024, dan perwakilan dari Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, serta Jawa Timur.





Tinggalkan Balasan